Chapter 52 : Acceptance

53.9K 6.6K 1.4K
                                    

Nala sangat amat penasaran dengan kado natal yang akan diterimanya dari Sergio. Bayangkan saja, seorang pria yang selama ini acuh tak acuh dan hobi mengusir serta melarikan diri itu akan memberikannya kado natal? Yang benar saja? Siapa yang tidak penasaran dengan seleranya dalam memilihkan kado? Berbeda dengan hadiah-hadiah semacam mobil, apartemen dan kalung, tapi ini kado di hari yang spesial. Nala selalu antusias membuka hadiah-hadiah di hari natal dan sekecil apapun yang ia terima dari orang-orang, bakal membuatnya senang bukan kepalang.

Tahun lalu ia mendapatkan anting berbentuk croissant— bahkan masih dipakainya sekarang— dari Mom, sepatu olahraga dari Amore dan novel berjudul The Memory Police karya Yoko Ogawa dari ayahnya. Dan beberapa kado kecil lain dari koleganya. Tahun ini, natalnya terasa lebih spesial karena kehadiran orang yang spesial. Jadi wajar kan kalau dirinya penasaran tentang apa yang bakal ia dapatkan dari pria rupawan yang sedang mendekapnya ini?

Tunggu, mendekapnya?

Ternyata rasa penasaran tentang kado berhasil dikalahkan oleh rasa bahagia saat menemukan dirinya bangun di bawah selimut putih dengan tangan Sergio melingkar di tubuhnya dari belakang. Momen-momen kecil seperti ini jauh lebih berharga dari hadiah-hadiah material.

Pertengkaran yang mereka alami selama beberapa hari belakangan— mulai dari Sergio yang mengamuk karena kehamilan, dan sekarang karena cemburu— ternyata malah menegaskan bahwa sulit memutuskan hubungan yang sudah terjalin di antara mereka berdua. Nala yang sudah mengatur rencana sedemikian rupa di dalam otaknya untuk mendapatkan kembali pria itu ternyata malah tidak perlu melakukan apa-apa selain terciduk datang ke rumah Valerian Làzcano dengan tampilan seperti wanita jalang.

Dear Santa, terima kasih sudah mengirimkan kado natal berupa seorang roman picisan.

Ia terkikik sendiri.

Lalu mengerang ketika ingat betapa buruknya pikiran Sergio saat sedang cemburu. Tidakkah dia sadar bahwa itu menjengkelkan? Bisa-bisanya dia berpikir video nakal itu akan dikirimkan Nala kepada Valerian!

"Apa yang membuatmu cekikikan pagi-pagi buta lalu mengerang tidak jelas begitu?" Suara serak Sergio terdengar pelan di telinga Nala.

"Aku sedang tidak habis pikir kenapa kau punya pikiran bahwa video itu bakal kukirimkan kepada Valerian?" Berhubung yang bersangkutan sudah bangun, Nala langsung bertanya saja tanpa perlu basa-basi mengucapkan selamat pagi atau kau sudah bangun?

"Kau punya riwayat melakukan video call sex dengan dia. Wajar aku berpikir begitu."

Benarkah? Bahkan Nala sudah lupa tentang itu karena memang tidak penting untuk di ingat. Tapi kalau diingat-ingat, hari itu ia sama sekali tidak melakukan apapun selain memenuhi layar dengan wajahnya agar Valerian bisa mencapai pelepasan.

Sungguh berbeda dengan video yang ia kirimkan pada Sergio yang jelas-jelas konten semi pornografi.

"Tapi bukankah wajar melakukan video call sex dengan suami yang sedang jauh di mata?" Tanya Nala.

"Valerian menikahi Syatra Castillo, bukan Artasy de Lavierra."

"Tapi tetap saja Syatra Castillo itu adalah aku, kan?"

"Aku tidak mau melanjutkan omongan tidak berguna ini." Sergio memutar tubuhnya untuk melanjutkan tidur atau api dalam kepalanya kembali mengambil alih jika pembahasan tentang Valerian Làzcano masih berlanjut.

Karena tidak mudah mengusir bayangan saat keparat itu menampar Nala di depan matanya.

"Secara hukum pernikahan kami memang tidak sah karena aku menggunakan identitas sebagai Syatra Castillo saat menikah dengannya. Tapi bagaimanapun orang-orang yang tidak paham situasi pasti menganggap aku istri sahnya jadi pernikahan kami tetap harus diakhiri secara hukum. Kuharap kau bisa mengerti." Kini balik Nala yang memeluk tubuh Sergio dari belakang sambil meletakkan pipinya di punggung pria itu.

AFFAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang