Dubai International Airport, UAE
Perjalanan selama kurang lebih 12 jam ke Dubai sukses membuat Nala membutuhkan kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya. Suasana private lounge yang dijaga pengawal membuatnya ingat ketika pertama kali ia tiba di Moskow. Saat itu ia juga mengalami jetlag yang berujung diserang oleh kelompok Licarde.
"Ada apa?" Tanya Sergio menyadari Nala kembali dari kamar mandi dalam keadaan lesu dan bibir pucat.
"Hanya sedikit pusing," Nala kembali duduk di sebelah Sergio sambil mengusap sudut bibirnya menggunakan tissue."Kenapa kakiku masih saja kram?"
"Benarkah?" Sergio merangkul pundaknya, mengusap-usap dengan gerakan naik turun."Itu karena kita terlalu banyak main di ranjang."
"Dan akan banyak lagi ke depannya."
"Kau siap untuk merasakan kram setiap hari?"
Nala cekikikan.
"Sesampai di hotel beristirahatlah yang banyak." Kata Sergio. Saat Nala merebahkan kepalanya ke pundak Sergio, pria itu tak bisa menahan diri untuk tidak memberikan kecupan di puncak kepalanya.
"Omong-omong, sebenarnya kau tidak perlu mengadakan rapat semacam tadi," Kata Nala sambil mengingat rapat dadakan yang diadakan Sergio dengan para aliansi untuk menegaskan pada mereka semua agar tidak menyentuh Nala seperti yang dilakukan Trave dan Nikolai."Aku bisa melindungi diriku sendiri. Dan jika ada yang nekad, itu artinya mereka memang cari mati."
"Bukan masalah kau bisa melindungi diri sendiri atau tidak. Tapi kita datang ke Dubai dengan tujuan yang baik. Aku tidak ingin mendapatkan gangguan apapun seperti yang sebelumnya."
Nala yakin tidak akan ada kelompok mafia yang bertindak ceroboh karena ia melihat dengan jelas dalam rapat tadi, seberapa berkuasanya Sergio dan seberapa ketakutannya mereka.
"Selain liburan singkat, apa lagi yang akan kau lakukan di sini?" Tanya Nala.
"Amerika dan sejumlah donor belakangan menghentikan bantuan keuangan bagi Afghanistan," Kata Sergio."Sekitar 55% dari populasi Afghanistan saat ini sangat membutuhkan pasokan makanan dan hampir sembilan juta lainnya kemungkinan akan kelaparan saat menghadapi musim dingin nanti. Aku dan Winter merupakan salah satu donatur yang setuju untuk mencairkan 300 juta US dollar dari dana perwalian yang sebelumnya dibekukan. World Bank mengadakan pertemuan para donatur ini di Al Barsha besok pagi."
"Itu dana rekrontruksi yang akan disalurkan melalui ARTF dan UNICEF, kan?"
"Yes."
"Kau rajin melakukan aksi kemanusiaan seperti itu?"
"Aku sudah kelebihan uang, Nala. Tidak ada salahnya membagi-bagi sedikit pada mereka yang membutuhkan." Jawab Sergio.
"Memang tidak salah, itu baik sekali."
Setidaknya ada hal baik yang ia lakukan terlepas dari tindak kriminalnya yang merusak. Begitulah manusia, mereka tidak sepenuhnya hitam dan tidak sepenuhnya putih. Hitam dan putih bersatu membentuk abu-abu. Dan sebenarnya ini bukan hal mengejutkan karena selama pencarian informasi yang dilakukan Nala, Sergio memang sering berdonasi.
Dan dari data terakhir, hampir 60% kekayaannya digunakan untuk aksi kemanusiaan.
"Tolong ambilkan aku air." Pinta Nala dan Sergio meraih sebuah botol air mineral di meja lalu membuka tutupnya. Nala meneguk sebanyak yang ia bisa.
"Selain itu," Sergio menghembuskan asap rokoknya sebelum menoleh ke samping."Aku punya transaksi sebesar tiga juta US dollar."
"Dengan siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFAIR
Roman d'amourLeonelle #1 | Sergio Leonelle dikenal sebagai seorang bandar narkoba yang sedang diintai oleh polisi. Dan sebagai salah satu agen yang ditugaskan dalam misi tersebut, Nala akan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan yang dia inginkan yaitu m...