Chapter 21 : Fooled

58K 6.6K 1.2K
                                    

Setelah beberapa menit menendang-nendang pintu, Nala menyerah. Ia berjalan lemas seperti anak ingusan yang kalah bertarung dan duduk di lantai sembari memeluk lututnya. Pikirannya sungguh berkecamuk. Ia muak sekali pada dirinya jika mengingat mereka pernah berhubungan seks dengan panas. Bisa-bisanya dia tidak mencari tau dulu tentang status Sergio dan asal mau saja ditiduri oleh pria itu? Memang sebesar itukah pesonanya sampai mampu menjadikanku wanita jalang?

Akhirnya penyesalan yang ditunggu-tunggu datang juga. Keinginan untuk mengulang waktu kini muncul ke permukaan untuk menambah rasa sakit kepala Nala.

Dasar bodoh.

Bercinta dengan kriminal saja sudah sangat memalukan, apalagi kriminal yang sudah memiliki kekasih dan kekasihnya ada di satu atap dengan mereka.

Sialan.

Jarum jam terus bergerak ke kanan dan Nala mulai terkantuk-kantuk tapi ia tak ingin membiarkan dirinya jatuh tertidur malam ini. Ia harus memastikan bahwa Sergio tidak mengangkat tubuhnya ke ranjang untuk tidur di sebelahnya seperti yang sudah-sudah. Karena kali ini, itu tidak menyenangkan lagi.

Namun ternyata harapan itu sia-sia, ketika matahari menyeruak masuk lewat tirai yang baru saja dibuka, Nala mendapati dirinya terbaring di ranjang.

"Kenapa tidur di lantai semalam?" Suara berat Sergio membuat Nala langsung menoleh.

Dia sedang berjalan keluar dari walk in closet— sedang mengancingkan kancing di ujung tangan kemeja putihnya. Setelan rompi hitam mencetak tubuh atletis tersebut dengan sangat sempurna.

"Kau gemar sekali merepotkanku, Nala."

"Suruh siapa kau mengangkatku—" Perkataan Nala terpotong oleh suara bersinnya sendiri. Lalu ia melanjutkan dengan nada lebih murka dari sebelumnya."Sekarang keluarkan aku dari sini!" Nala langsung turun dari tempat tidur dan mengambil mantel coklat beserta tasnya.

Lalu ia bersin lagi.

"Istirahatlah."

"Keluarkan aku dari kamar ini, Mr. Leonelle." Ulang Nala.

"Aku sangat senang melihat kerja kerasmu. Tapi kau sudah terlalu memaksakan diri dan bertingkah tidak masuk akal. Sekarang jika kau sakit, usaha gila-gilaanmu kemarin akan sia-sia belaka dan akulah satu-satunya pihak yang dirugikan." Sergio berkata sambil mendekati Nala hanya untuk melayangkan tatapan dinginnya.

"Persidanganmu akan tetap berjalan lancar dan aku tidak akan sakit, jadi kau tidak perlu khawatir soal kerugian—"

Nala kembali bersin. Namun, kali ini tepat di depan wajah Sergio.

"Shit." Umpat Sergio.

Sepertinya ini adalah pertama kalinya Nala mendengar Sergio mengumpat. Dia pasti sangat kesal.

"Hatchii!"

"What are you doing?" Geram Sergio saat Nala dengan sengaja bersin ke arahnya.

"Hatchii!"

"Stop it."

"Hatchi!"

"I said stop it."

"Aku tidak bisa berhenti— hatchii—"

"Fuck." Sergio berjalan menjauhi Nala tapi wanita itu terus mendekatinya."Stay away from me."

"Hatchiiiiii!"

Hilang kesabaran, Sergio segera menarik tengkuk Nala, menjambak rambutnya dengan keras hingga wajahnya mereka kini begitu dekat. Nala semakin jelas melihat kemarahan disana dan justru hal itu membuatnya sangat gencar untuk bersin. Dengan posisi seperti ini, pasti liurnya akan menutupi wajah itu sepenuhnya.

AFFAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang