Sergio memandangi wajah cantik yang masih terlelap di dalam pelukannya. Ia tidak membual soal fisik Nala yang memang sangat amat sempurna. Bola matanya yang cerah mengguratkan kelembutan sekaligus keberanian. Hidungnya yang mancung adalah jenis hidung yang sangat didambakan gadis manapun. Bibirnya bersemu merah muda, terlihat begitu manis saat terbuka sedikit. Kulitnya seolah terbuat dari porcelain terbaik di dunia.
Pengetahuan yang dimiliki Nala juga terbilang luas. Dia tau banyak hal dan cepat belajar. Dia tidak pernah sekalipun bersikap murahan ketika mereka sedang membahas pekerjaan. Dan dia punya gagasan-gagasan unik yang terkadang tak pernah terpikirkan oleh Sergio.
Sergio curiga saat Nala bersikap bodoh, dia hanya sedang berpura-pura.
"Kau sudah bangun?" Tanya Nala dengan suara seraknya yang seksi.
"Bagaimana kalau ucapkan selamat pagi dulu sebagai pembukaan?"
Nala memandangi Sergio selama dua detik sembari mengumpulkan kembali nyawanya."Selamat pagi, Penyusup."
"Bagaimana keadaanmu? Sudah mendingan?"
Nala tidak memungkiri bahwa badannya menjadi lebih mendingan dari kemarin. Pelukan Sergio selama semalaman ternyata membuahkan hasil. Mungkin kalau tidak, pagi ini ia akan terbangun dengan badan meriang, bersin-bersin sepanjang hari, sakit kepala dan ujung-ujungnya harus bedrest. Sifat ambisius Nala terkadang membuatnya lupa bahwa tubuh dan otaknya membutuhkan istirahat.
Dan mengingat sepanjang malam mereka berpelukan dalam tidur— dengan pipi yang menempel di dada Sergio, membuat Nala merona.
"Terima kasih." Ucapnya dengan sebuah senyum.
"Terima kasih kembali." Balas Sergio setengah berbisik sehingga tubuh Nala mendesir dengan aneh.
"Kau sudah lama bangun?"
"Sekitar satu jam yang lalu."
"Kau memperhatikanku selama itu?" Nala mendongak dengan mata memicing. Ia tarik segera selimutnya hingga menutupi buah dada yang ternyata masih menempel di dada Sergio. Untungnya tidak telanjang, bra hitam masih melekat di bongkahan kembar miliknya.
Sebenarnya ini bukan informasi penting tapi Nala baru menyadari bahwa semua bra yang dipilihkan Sergio warnanya hitam. Dan satu lagi, bahannya benar-benar tipis.
"Can I ask you one question?" Tanya Sergio kemudian.
"Apa?"
"Kenapa kau mengkhianati Valerian?"
"Kupikir kau menyuruhku untuk melupakannya selama berada disini. Bukankah pertanyaanmu itu membuatku kembali mengingatnya?"
"You don't have the answer for my question or you don't want to answer it?"
"Bolehkah aku bertanya balik?"
"Tidak sebelum kau menjawab pertanyaanku."
"Aku akan menjawab pertanyaanmu setelah kau menjawab pertanyaanku. Bagaimana?"
"Itu terdengar sangat tidak adil."
"Sepakat?" Nala mengangkat alisnya sebelah serta memberikan Sergio senyum miring.
Itu wajah paling licik yang pernah Sergio lihat. Ah wanita ini benar-benar punya karakter yang unik."Sepakat. Apa pertanyaanmu?"
"Kenapa kau ingin tau soal rumah tanggaku?" Ekspresi licik Nala semakin menjadi-jadi."Kau mulai tertarik padaku?"
"Kau baru saja menjawab pertanyaanmu sendiri."
"Oh ini tidak menyenangkan." Nala memutar bola matanya."Kau terlalu cepat mengaku. Lalu kenapa dulu dengan sombongnya bilang tidak mau berurusan lagi denganku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFAIR
RomanceLeonelle #1 | Sergio Leonelle dikenal sebagai seorang bandar narkoba yang sedang diintai oleh polisi. Dan sebagai salah satu agen yang ditugaskan dalam misi tersebut, Nala akan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan yang dia inginkan yaitu m...