Tubuh Nala masih bergerak memutar pada tiang bahkan saat si brengsek Nikolai menyuruhnya berhenti untuk menjumpai pria yang berhasil menawarnya dengan harga 20.000 US dollar. Ia tidak perlu melihat siapa orang itu karena suaranya sudah cukup familier.
Seolah melepaskan beban dan amarah, Nala kembali menjatuhkan kepalanya dengan tangan berpegang pada tiang, meliuk-liuk dan melompat. Hati yang sakit dan kepala yang sedang memikirkan satu nama bercampur menjadi satu saat ini— menghantarkan gelombang rasa yang tidak dapat ia deskripsikan dengan kata-kata. Seperti inikah rasanya pengkhianatan? Ketika dia rela mengorbankan segalanya untuk membela negara, sang pemimpin malah asik menghisap ganja dan bermain jalang. Siapa yang harusnya di tangkap saat ini?
Sudah tidak ada bedanya antara penegak hukum dan kriminal.
Pada dasarnya semua orang melakukan kejahatan. Bedanya, orang bodoh mencelakai diri mereka sendiri. Dan orang cerdas tak akan membiarkan itu terjadi.
Monster terburuk adalah mereka yang memakai topeng kebaikan.
Kata-kata Sergio terus terngiang di dalam benak Nala, membuat setetes air mata yang selama ini enggan keluar dari sana pun berhasil lolos— membasahi topeng yang ia kenakan.
"Valerian Làzcano lagi-lagi memenangkan lelang!"
"Sulit sekali mengalahkannya jika soal jual beli wanita jalang."
"Dia memang cari uang untuk itu."
Valerian terkekeh sembari mengangguk-angguk bangga atas apa yang didapatkannya malam ini.
"Hei, turun kau dari sana dan puaskan pelangganmu, sialan!"
Setiap orang yang ada disana sejenak terpaku pada gerakan Nala yang terkesan seperti seorang pemberontak. Seolah tidak menggubris kewajibannya untuk turun dan menghampiri sang pemenang atas tubuhnya.
"Seret dia dari sana!" Perintah Nikolai pada pengawalnya.
Namun sebelum pengawal itu melangkah lebih dekat, Nala langsung berkata dengan nada dinginnya yang terdengar cukup menusuk."Suruh pria yang baru saja membeliku datang langsung kemari."
"Berani-beraninya kau, jalang sombong!"
"Jika dia cukup berani membayarku 20.000 US dollar, melangkah ke dekatku bukan hal yang harus dia takutkan." Tantang Nala sembari melompat.
Valerian yang geram pun langsung berdiri dengan tangan terkepal— siap menjambak rambut pelacur tak tau diri tersebut.
Namun tepat sebelum keparat itu berada satu langkah lebih dekat, Nala langsung mengayunkan sebelah kakinya ke wajah Valerian lalu menendang perutnya hingga dalam detik itu juga dia tersungkur ke lantai. Pekikan wanita dan suara-suara terkejut kini menggantikan desahan mereka. Nala menginjak batang leher Valerian dari tempatnya berdiri, membuat mata pria itu berkilat marah.
"Look me in the eyes." Geram Nala."Apakah kau benar-benar tidak bisa mengenaliku?"
Valerian melebarkan matanya begitu ia menyadari bola mata siapa yang ada di balik topeng tersebut."S-sya— ARGH!"
Sebelum pria itu selesai mengucapkan namanya, Nala sudah lebih dulu menekan batang lehernya lebih keras. Suara jeritan para wanita kembali terdengar. Para pria yang terkejut dengan apa yang terjadi hanya bisa melebarkan mulut mereka. Nala mengatupkan rahangnya kuat-kuat, memandangi pria sialan yang mengerang kesakitan di bawahnya. Pria yang selama ini telah melayangkan tonjokan dan merendahkannya sebagai seorang wanita.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFAIR
RomanceLeonelle #1 | Sergio Leonelle dikenal sebagai seorang bandar narkoba yang sedang diintai oleh polisi. Dan sebagai salah satu agen yang ditugaskan dalam misi tersebut, Nala akan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan yang dia inginkan yaitu m...