Chapter 40 : Rival

46.8K 6.4K 2.5K
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 07.30 waktu Dubai. Pertemuan para donatur akan berlangsung di jam 08.30. Sergio berjalan dengan langkah gagah nan jenjangnya memasuki lift— diikuti dua pengawal di belakangnya.

"Lewat sini, sir."

Sergio berbelok ke koridor utama ketika pintu lift terbuka. Matanya langsung mengarah pada kawanan pers yang sudah berkumpul di sekitar dan para elit politik yang baru saja memasuki gedung. Mereka langsung menghampiri Sergio, menyapa dan berjabat tangan.

Selesai disana, Sergio segera menghampiri kakak iparnya. Ia memeluk Winter, menepuk punggung pria itu sekilas.

"Semalam aku tidak sempat menyapamu, putri kecilmu selalu berhasil menyita perhatianku." Sergio tersenyum tipis.

Winter terkekeh dan balas menepuk pundak Sergio."Dia lebih menyukaimu ketimbang ayahnya sendiri. Mungkin semalam sedikit kecewa."

Sergio tertawa pelan."Dia benar-benar duplicate Maria. Isn't she?" Seorang pria datang untuk menyodorkan sebuah map kepada Sergio dan ia menandatanganinya.

"One hundred percen," Winter melakukan hal yang sama, menandatangani berkas yang disodorkan padanya kemudian ia kembali memusatkan perhatian pada sang adik ipar."Sea sangat bersemangat dengan liburan ini."

Di ujung ruangan, Sergio melihat Julio dan Jaxon sedang berbincang. Jaxon adalah kakak laki-laki Julio yang bekerja dengan Winter. Sergio pun mengangkat tangannya kesana dan Jaxon membalas sapaan itu.

"Sea berpikir kau datang sendiri." Kata Winter lagi."Kami semua berpikir kau akan datang sendiri."

"Ada beberapa hal yang mengharuskanku membawa Nala kesini." Jawab Sergio. Tidak sulit menebak kemana arah pembicaraan ini."Maaf kalau membuat tidak nyaman."

"Sebenarnya aku yang perlu minta maaf dalam hal ini," Kata Winter."Kau mungkin yang akan merasa tidak nyaman. Semalaman Sea meraung dan minta tidur di kamarmu mulai malam ini."

Sergio hanya merespon dengan tawa. Sial kalau begini ceritanya.

***

Selama makan siang, Sea terus menempel pada Sergio. Ia duduk di pangkuan Sergio protektif dan terus menatap Nala dengan tatapan menyelidik. Karena tidak diizinkan duduk berdekatan dengan Sergio, Nala pun memilih kursi yang berseberangan. Maria di sisi kanannya, dan River di sisi kirinya. Winter dan Sergio menghabiskan sebagian waktu makan siang dengan membahas soal bisnis, politik dan semacamnya. Mereka juga sempat berdebat soal siapa yang lebih hebat antara Alexander The Great dan Ivan The Terrible.

"Kalau mereka sudah bersatu di satu meja makan, aku akan pusing bukan main." Kata Maria pada Nala sembari memotong steak kambingnya."Apa dia juga sering bahas soal sejarah denganmu?"

"Terkadang." Jawab Nala dengan sebuah senyum saat ia menyuap potongan daging ke dalam mulutnya.

"Telingamu tidak sakit mendengarnya?"

"Menurutku cerita sejarah ada yang seru untuk diikuti. Walau memang sebagian besar membosankan."

"Menurutku semuanya bikin pusing."

"Mommy, aku mau kue yang itu." Pinta Sea dan Maria menyodorkan sebuah muffin coklat kepada putrinya. Sea melirik Nala sekilas sebelum kembali merebahkan tubuhnya ke dada bidang Sergio.

AFFAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang