"Kenapa kau membawa dia ke rumah ini?" Tanya Kapten Jamie datar sembari menatap lurus ke depan dengan sebelah tangan berada di dalam saku celananya dan sebelah lagi menghisap rokoknya."Apa kau sudah hilang akal sehat?"
Di halaman belakang mini milik keluarga mereka, Nala dan ayahnya berdiri bersebelahan, menatap lurus ke depan.
"Apa ini bagian dari misi?" Tanya Kapten Jamie.
"Tentu bukan," Jawab Nala dengan nada sopan."Aku sudah tidak bertanggung jawab lagi untuk misi itu semenjak dikeluarkan dari tim."
"Itu yang menjadi masalahnya," Ucap Kapten Jamie."Kau bukan lagi bagian dari misi dan kenapa masih bergaul dengan dia?"
"Aku boleh bergaul dengan siapa saja, kan?"
"Ledakan yang terjadi pada Trave Licarde dan Nikolai Fergec, apakah ada hubungannya denganmu?" Tanya Kapten Jamie lagi.
"Tidak ada hubungannya denganku."
"Ada peluru milik Badan Intelijen Negara di TKP."
"Aku hanya sedang berada di tempat dan waktu yang salah malam itu," Nala menoleh ke arah ayahnya kini walaupun pria paruh baya itu masih menatap lurus ke depan dengan ekspresi dingin dan marah."Tapi terkadang pilihan yang salah membawa kita ke tempat yang benar."
"Menurutmu pilihanmu sekarang akan membawamu ke tempat yang benar?"
Nala tersenyum tipis sembari menunjuk ayunan panjang di ujung halaman."Apa ayah ingat dulu kita sering duduk di ayunan itu sambil berdiskusi tentang keadilan dan kebenaran? Ayah menunjukkan betapa baiknya kepolisian sehingga aku tergiur untuk menjadi salah satu dari mereka. Saking terobsesinya lulus tes, aku sampai lupa waktu makan dan tidur."
Suasana hening sejenak.
"Saat ayah menunjukkan kebaikan mereka, Sergio malah menunjukkan kejahatan mereka." Lanjut Nala.
"Dia sudah mencuci otakmu."
"Dia tidak mencuci otakku," Kata Nala."Tapi membuka mataku."
Kapten Jamie menghembuskan rokoknya ke udara."Jadi sekarang kau berada di pihaknya?"
Nala tidak menjawab.
"Kau mengorbankan karirmu, pendidikanmu, dan segala kerja keras yang telah kau lakukan untuk sampai di titik ini?" Kapten Jamie jelas terlihat begitu marah."Hanya karena sakit hati dikeluarkan dari tim."
"Ayah memang selalu menganggap aku tidak lebih pintar dari ayah tapi aku tidak pernah menduga ayah menganggapku sebodoh itu." Ujar Nala."Aku bukan gadis ingusan yang merajuk hanya karena dikeluarkan oleh tim yang idiot."
"Artasy!"
"Apakah aku salah?"
"Kau tidak pantas bicara kurang ajar begitu."
"Cukup idiot untuk tidak tau sebejat apa atasan ayah, atau cukup jahat untuk menutupi kejahatan yang dia lakukan? Aku harus melabelinya pakai yang mana?"
"Tidak semuanya seperti dia, Artasy." Kapten Jamie memalingkan wajahnya dari Nala namun Nala cukup tau ekspresi apa yang tergambar di wajah ayahnya itu. Dia tidak punya kekuasaan dan keberanian untuk melawan walaupun dia sangat ingin.
"Ayah sudah setia pada orang yang salah." Kata Nala.
"Ayah sudah bersumpah untuk setia dan sumpah itu bukan hal yang dapat dipermainkan."
"Lalu dimana salahnya saat kukatakan kalian semua idiot?"
"Kau sudah terlalu kurang ajar, Artasy!"
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFAIR
RomanceLeonelle #1 | Sergio Leonelle dikenal sebagai seorang bandar narkoba yang sedang diintai oleh polisi. Dan sebagai salah satu agen yang ditugaskan dalam misi tersebut, Nala akan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan yang dia inginkan yaitu m...