Chapter 15 : The benefit

62K 5.9K 1.2K
                                    

Orang yang pertama kali dihubungi Nala sebelum berangkat adalah Sona. Ia perlu memberitahu gadis itu kemana dirinya akan pergi kalau-kalau ia mendadak hilang ditelan bumi setidaknya mereka tau siapa pelakunya. Selesai berbicara dengan Sona, Nala menekan kontak Valerian. Dia juga perlu memberitahu pria itu agar tidak berubah menjadi gila kalau Nala tidak pulang ke rumah.

"Halo, sayang?"

"Aku ada pekerjaan mendadak." Kata Nala langsung pada intinya."Sekarang dalam perjalanan ke Moscow bersama Mr. Leonelle."

"Moscow?"

Nala mengangguk."Dia punya kasus sengketa tanah disana."

"Di hari pertama?" Tanya Valerian dan Nala hanya mendengarkan tanpa merespon."Mafia keparat itu tampaknya banyak bikin ulah sampai menyuruh istriku bekerja dihari pertama. Kau yakin bisa melakukannya?"

Nala menggerakkan pandangannya diam-diam ke arah Sergio yang sedang duduk menunggunya sambil merokok. Tentu saja pria itu bikin banyak masalah dan mari kita lihat sebanyak apa kejahatan yang ia perbuat.

"Bekerjalah dengan baik dan jangan menimbulkan masalah dengannya."

"Aku harus pergi sekarang."

"Baiklah, hati-hati disana. Jika dia membuatmu tidak nyaman hubungi aku segera." Ujar Valerian."Aku mencintaimu."

"Aku juga."

Setelah menekan tombol end, Nala pun melangkah ke arah Sergio. Dia duduk sendirian di kursi tunggu VIP lounge— hanya ditemani oleh dua orang pria berpakaian hitam yang Nala yakini adalah pengawalnya. Sedari tadi ia tak melihat siapapun selain mereka.

"Apa hanya kita berdua saja yang pergi?" Tanya Nala.

"Biasanya Rodolfo, akan ikut dalam urusan yang seperti ini. Tapi dia sekarang sedang bersama suamimu untuk tandatangan kontak kerja." Sergio kemudian berdiri setelah membuang sisa rokoknya ke dalam asbak."Jadi hanya kita berdua."

Dan sekarang Nala seperti sedang merasakan dejavu. Tiba-tiba saja dirinya kembali ingat tragedi kereta api. Saat itu situasinya hampir sama seperti sekarang. Nala seorang diri, dan Sergio bersama dua pengawalnya. John baru muncul setelah pergulatan mereka di ranjang selesai.

"Kenapa bukan kau sendiri yang menemuinya? Bukankah sikapmu ini terkesan meremehkan calon mitra bisnismu?" Nada bicara Nala terdengar sangat jengkel. Bukan apa-apa, kalau Sergio ada disana mengurus urusannya dengan Valerian, pasti perjalanan ke Moscow ini setidaknya bisa di tunda sampai besok.

"Karena aku lebih senang berada disini mengurus urusan yang lebih penting bersama istrinya."

Ucapan Sergio benar-benar terdengar cabul di telinga Nala hingga ia berdeham pelan namun tetap menjaga raut wajahnya agar tidak terlihat terganggu."Aku sudah siap untuk pergi."

"Nampaknya ini persis seperti yang kauinginkan."

"Apa maksudmu?"

"Kau bilang kita akan kembali berurusan dalam waktu dekat." Sergio menyunggingkan senyum miringnya yang sangat tipis."Seharusnya kau senang. Bukan terus memasang wajah tidak suka seperti itu."

Tentu, tapi bukan berurusan seperti ini yang kumaksud. Batin Nala jengkel.

"Berapa lama kita di Moscow?" Nala berjalan di belakang Sergio. Langkah pria itu benar-benar cepat dan panjang, membuatnya kesusahan mensejajarkan diri— apalagi dia sedang pakai heels.

"Sampai urusan kita selesai." Jawab Sergio singkat.

"Mr. Leonelle, aku tidak mungkin berlama-lama disana, bukan?"

AFFAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang