Kepergian Sergio membuat mata Nala semakin perih, hati semakin berdenyut dan tubuh semakin hilang kekuatan. Pandangannya masih tertuju pada udara kosong tempat dimana Porsche yang dikendarai Sergio sudah menghilang sejak dua menit yang lalu. Dia membawa mobil yang seharusnya menjadi milik Nala sekarang.
"Apa yang terjadi?"
Kegundahan ini tidak ada hubungannya dengan mobil yang dibawa kabur tapi ketakutan yang dirasakan Sergio perlahan menyusup ke dalam nadi. Bagaimana kalau anak ini menjadi sasaran para musuh di kemudian hari? Atau bagaimana nasib anak ini seandainya mereka berdua mati? Kematian memang tidak bisa diprediksi namun di dunia mereka, potensi untuk mati lebih cepat itu ada.
"Masalah apa lagi yang kau buat kali ini, huh?"
"Bagaimana kalau kau tanya saja apa yang akan kulakukan pada mulut besarmu sekarang?" Nala langsung melayangkan bogem keras ke wajah John hingga pria itu tersentak ke belakang, mengerang kesakitan dan reflek memegangi hidungnya yang berdarah.
"Sial! Apa salahku, bodoh!"
Mengambil pistolnya di tanah, Nala pun meninggalkan tempat itu. Ia mengusir seorang supir truk yang baru saja menurunkan muatan sebelum melompat naik ke balik kemudi. Truk kembali bergerak ketika ia memutar setir, membuat debu berterbangan mengenai wajah orang-orang yang ada disekitar sana.
Dan truk tersebut membawanya ke sebuah rumah megah di utara kota New York. Dengan langkah cepat, ia berjalan memasuki kediaman milik Carlos Leonelle, menyusuri lorong yang hanya diterangi lampu-lampu dinding berbentuk kepala rusa. Diujung sebuah ruangan, pria tua itu terlihat sedang berdiri di depan jendela sembari menghisap cerutunya santai. Para pengawal yang menyadari kedatangan wanita asing pun berusaha mencekal namun terlambat karena sebuah tonjokan baru saja menghantam wajah keriput Carlos Leonelle.
Dia sedikit terhuyung dengan kaki pincangnya menubruk sofa. Ketika berbalik, wajahnya tampak terkejut bukan kepalang.
"Itu bukan apa-apa dibandingkan apa yang sudah kau lakukan pada Sergio." Kata Nala dengan bola mata mengkilap.
Carlos tercengang, tidak mengerti dengan situasi yang sedang ia hadapi dan siapa gerangan sosok wanita gila ini. Berani-beraninya menghajar seorang pria tua sepertinya?
"Ketika kau memutuskan untuk membawa kehidupan lain ke dunia ini, kau harus bertanggung jawab untuk memberikan kehidupan yang layak. Bukan malah lari dan menyuruh orang lain untuk mengasuh anakmu. Dia kehilangan ibunya! Dalam situasi seperti itu dia membutuhkanmu lebih dari apapun. Kau pikir dia minta dilahirkan? Bahkan binatang yang tak berakal pun masih punya hati nurani merawat anaknya sendiri!"
Ketika Carlos menggali ingatannya, ia baru sadar bahwa perempuan yang berbicara dengan lancang ini adalah sosok perempuan di dalam foto-foto liburan yang dikirimkan oleh Maria. Di salah satu foto itu dia tersenyum manis dengan kepala bersandar manja di pundak Sergio.
"Dan setelah kehidupan buruk yang kau berikan padanya, dia masih saja berusaha keras untuk membencimu. Dia berusaha karena tidak pernah bisa membencimu. Apakah menurutmu dia pantas menjadi anak dari seorang brengsek tua sepertimu, Carlos Leonelle?"
"Duduklah, perkenalkan dirimu dan bicara dengan sopan. Aku jauh lebih tua darimu."
"Setelah dihancurkan, dikucilkan, dicemooh dan segala hal buruk lainnya, dia masih tau cara berbuat kebaikan. Dia masih tau bagaimana cara mencintai. Dia masih tau cara memberikan kasih sayang bahkan untuk orang-orang yang tidak pantas mendapatkannya, seperti kau!"
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFAIR
Storie d'amoreLeonelle #1 | Sergio Leonelle dikenal sebagai seorang bandar narkoba yang sedang diintai oleh polisi. Dan sebagai salah satu agen yang ditugaskan dalam misi tersebut, Nala akan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan yang dia inginkan yaitu m...