Nala menutup pintu apartemen setelah menerima kunci mobilnya dari salah seorang pria berpakaian serba hitam pagi itu. Ketika bel berbunyi, ia pikir Sergio sudah pulang. Hatinya bersorak gembira walau ada sedikit kegundahan karena takut pertengkaran babak baru akan dimulai— tapi sebenarnya dia sudah siap bertengkar kapan saja asalkan pria itu menampakkan batang hidungnya dulu. Bodoh memang mengharapkannya padahal jelas-jelas dia bisa masuk kapan saja tanpa perlu membunyikan bel. Password-nya adalah nomor kereta api— tempat pertama kali mereka bertemu dan bercinta. Menggunakan nomor itu adalah ide Sergio. Entah itu bisa dikatakan romantis atau tidak.
Tidak, itu tidak romantis tapi mesum! Yang dia ingat hanya pertama kali mereka bercinta, bukan pertama kali dirinya menyatakan cinta.
Omong-omong soal bercinta, Sergio berjanji akan menggunakan setiap sudut apartemen ini untuk percintaan mereka tapi sekarang apa? Dia malah kabur hanya karena kehamilan. Meletakkan segelas susu yang baru saja hendak ia minum, Nala pun menghembuskan napasnya berat.
Nampaknya kalimat tadi perlu diralat. Tidak cocok mengucapkan "hanya karena kehamilan" bukan? Jelas sekali kehamilan bagi hidup mereka tidak bisa dianggap hal yang remeh. Mungkin kalau saja Nala masih waras, kehamilan ini tidak akan terjadi. Ia tidak akan ceroboh dengan kontrasepsi. Karena mengandung anak dari seorang kriminal tak pernah singgah dalam benaknya sekali pun. Entah bagaimana bisa ia terbuai begitu jauh dalam pesona seorang kriminal kelas kakap macam Sergio Leonelle.
Ungkapan kuno tentang; orang jenius sekalipun bisa berubah menjadi orang tolol jika sudah mengenal cinta, ternyata terbukti kebenarannya.
Alih-alih menggugurkan kandungan, Nala malah memutuskan untuk mempertahankan darah daging mereka. Dan memperjuangkan Sergio sedemikian rupa. Oh dia tidak akan memainkan lakon wanita merajuk, sakit hati karena ditinggalkan, mengharapkan penyesalan kekasihnya, menuntut kekasihnya untuk minta maaf atau segala jenis tindakan perempuan picisan lainnya.
Karena Nala menginginkan Sergio maka ia akan memperjuangkannya. Dengan cara apapun.
Melihat dari karakternya yang keras dan acuh tak acuh, Nala tau bahwa wanita tidak akan pernah menjadi alasan bagi seorang Sergio Leonelle untuk luluh. Pria itu pastilah bisa hidup tanpa wanita. Mungkin akan lebih mudah jika dia bersikap seperti Valerian saat marah— menghajar, menampar, menonjok, menendang dan memaki dengan kata-kata kasar. Karena dengan begitu akan mudah bagi Nala untuk meninggalkannya.
Tapi Sergio malah menyempatkan diri untuk mengantarkan carbonara sebelum melarikan diri. Nala jadi membayangkan apa yang bakal dilakukan Valerian dalam situasi seperti ini. Bajingan itu pasti akan melemparkan carbonara ke wajah Nala lalu menghajarnya sampai babak belur. Ini bikin frustasi karena alih-alih pergi atau mencari selingkuhan baru, Nala malah semakin mencintai dan menggilai Sergio Leonelle.
Valerian Làzcano dan Sergio Leonelle adalah dua pria bajingan dengan jenis kebrengsekan yang berbeda. Yang satu terlibat dalam perdagangan manusia, dan yang satu lagi merupakan bandar narkoba terbesar.
Berkecimpung dalam pekerjaan menangkap bajingan-bajingan seperti itu, malah berakhir menikah dengan si pedagang manusia tapi mengandung bayi dari si pedagang narkotika.
Ironis sekali bukan?
"Kenapa dia tidak mengantarkan sendiri mobilnya?" Tanya Nala pada si pengawal yang mengantarkan mobilnya tadi.
"Tuan ada tamu penting pagi ini sehingga tidak sempat mengantarkannya, Ma'am."
"Tamu penting?"
Si pengawal mengangguk."Ada tamu yang menginap di rumah tadi malam. Sepertinya mereka akan membahas urusan penting karena Tuan tidak pernah mengizinkan siapapun menginap kalau bukan orang penting."
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFAIR
RomanceLeonelle #1 | Sergio Leonelle dikenal sebagai seorang bandar narkoba yang sedang diintai oleh polisi. Dan sebagai salah satu agen yang ditugaskan dalam misi tersebut, Nala akan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan yang dia inginkan yaitu m...