Jika menyangkut masalah penampilan Adelah yang paling dominan di antara para sahabatnya. Baru saja memasuki kelas semua orang sudah menatapnya dengan bermacam-macam tatapan.
Adela memamerkan senyum manisnya di depan para sahabatnya.
"Kalian panglin sama penampilan gue sekarang kan?. Duh Jisoo blackpink memang gak ada obatnya," puji Adela pada dirinya sendiri.
"Cantik sih. Tapi lo gak ditahan sama anak osis?" Tanya Vanya.
Adela duduk terlebih dahulu di bangkunya lalu mengibaskan rambutnya ke belakang.
"Bukan namanya Adela kalau gak bisa bungkam mulut anak osis,"
"Maksud lo?" Tanya Tasya tidak mengerti.
"Maksud gue,gimana gue mau di tahan kalau anggota osisnya aja ada yang pake baju kek gini. Jadi gak salah dong gue pake baju ginian juga," ucap Adela tersenyum bangga.
Mulut mereka menganga tak percaya. "Serius?. Anak osis ada yang kayak gitu?" Tanya Malika kepo.
Adela mengerlingkan matanya.
"Iyalah masa gue boong. Kalian tahu sendiri kan gimana gue. Gue punya banyak mata-mata,jadi informasi apapun itu pasti gue tahu,""Gue mau pake seragam gue waktu kelas X juga deh," tandas Vanya.
"Gue juga," cetus Malika ikut-ikutan.
"Kalau lo Tasya?" Tanya Adela.
"Gak ah. Gue nyaman-nyaman aja pake ini," Timpal Tasya cuek.
"Yaudah. Eh bdw pulang sekolah kita jadikan buly si upil babu?"
"Yaiyalah Adela. Gue mau kasi pelajaran buat anak jalang itu. Enak aja dia minta uang sama Alka buat biaya rumah sakit nyokap jalangnya,"
"Serius?" Tanya Adela tidak percaya.
Vanya mengangguk cepat. Tangannya sudah gatal ingin menjambak rambut panjang nan kasar milik Alisyah.
"Kayaknya dia makin morotin uang si Alka deh Vanya,gue pernah lihat," Tasya mengingat waktu dimana ia melihat Alka memberikan uang pada Alisyah.
"Gue gak akan biarin itu. Lihat aja nanti," Vanya tersenyum miring setelah mengatakan itu begitu juga dengan Adela dan Tasya.
"Woi tumben gal cerewer,"
Malika memasang wajah di tekuknya,kembali mengingat masalah yang menimpanya.
"Biasa, dia putus lagi sama Fahri tapi gue jamin bentar lagi balikan," Jelas Tasya sudah tahu akan bagaimana hubungan Malika kedepannya.
"Lo putus lagi?"
Malika mengangguk lantas menyembunyikan kepalanya di lipatan tangannya.
"Gak usah sedih. Banyak cowok kok di luaran sana. Lagian sudah tahu sering di sakitin eh malah balik lagi. Kalau gue ya, gak ada tuh kata di hidup gue balikan sama mantan," pungkas Adela.
"Tapi susah Adela. Gue masih sayang sama dia," keluhnya dengan mata berkaca-kaca.
"Sama mal. Kita saru server," timpal Vanya.
"Sudah tahu rasanya sakit. Ngapain di lanjutin acara cinta-cintaanya,"
Tasya menggeleng-geleng kan kepalanya karena sahabatnya terlalu memikirkan persoalan percintaan, padahal menurutnya masih ada hal positif yang bisa di fikirkan selain masalah percintaan yang menurutnya tidak pernah ada habisnya.
"Benar tuh Tasya" imbuhnya membenarkan perkataan Tasya.
" Gini yah guyss. Air mata kalian itu terlalu barharga buat nangisin laki-laki kayak mereka,"
KAMU SEDANG MEMBACA
11/12
Fiksi RemajaKau bertanya kenapa aku bisa mencintaimu?. Jawabannya adalah aku tidak tahu. Yang kutahu hanya kau gadis pemilik mulut pedas yang bisa membuatku bergetar. Kau pernah mengatakan aku laki-laki yang hanya memikirkan bagaimana cara menyelesaikan semua r...