Pagi ini Fikar mengawali paginya dengan penuh semangat. Sejak Fano mengatakan pesan dari Adela padanya, Fikar tidak berhenti tersenyum-senyum.
Bukan itu saja Fano juga menjelaskan bahwa ketika di perjalanan Adela mengantar Fano pulang,perempuan itu sempat membatalkan pesannya pada Fano namun Fano hanya mengangguk mengiyakan suruhan Adela tetapi pada akhirnya bocah itu mengatakannya sendiri pada Fikar.
Fikar dapat menyimpulkan bahwa sebenarnya perempuan itu tulus ingin meminta maaf pada Fikar tetapi gengsi perempuan itu terlalu tinggi.
Cinta?. Entahlah Fikar belum tahu,ia memilih menjalani lebih dulu dan biar waktu yang memberitahunya bahwa ia benar-benar mencintai perempuan itu.
"Kenapa lo,senyum-senyum sendiri?"
Fikar melirik Bima dan matanya tetap fokus menunggu perempuan yang sejak semalam membuat dirinya berdebar.
"Kerasukan lo,"
"Kata orang kalau senyum-senyum itu tandanya dia sedang jatuh cinta," celetuk Fiyah.
"Dih tahu apa lo soal cinta?. Pacar aja gak ada," serang Bima meledek Fiyah.
"Bima sakti tukang gosip. Gue emang gak punya pacar tapi gue punya pengalaman. So,gue tahu dong ciri-ciri lagi jatuh cinta kayak gimana," pungkas Fiyah dengan songong.
"Fikar,benar yang di omongin bakpia kalau lo lagi jatuh cinta?"
"Menurut lo?" Fikar balik balik bertanya pada Bima.
Bima berdecak lantaran Fikar yang bertanya balik padanya. "Gak tahulah orang gue tanya sama lo eh malah nanya balik,"
"Nadia," panggil Dila setengah berbisik.
"Iya,"
"Kayaknya kak Fikar lagi jatuh cinta sama lo deh. Tadikan dia senyumin lo," bisik Dilla.
Wajah Nadia memerah dan langsung memukul pelan bahu Dila sahabatnya.
"Ih Dilla jangan ngomong sembarang,"
"Cyeeee salting," ejek Dila masih berbisik.
"Hust diam,kamu gak boleh berisik,"
Perempuan yang di tunggu-tunggu Fikar kini sudah datang bersam Tasya dan Malika. Senyum Fikar semakin melebar bersamaan dengan jantungnya yang malai bertalu-talu.
"Berhenti. Kita periksa kalian dulu," Titah Bima dengan tegas lalu tanpa persetujuan memeriksa seragam tiga perempuan yang baru datang.
Adela mengerutkan alisnya melihat Fikar yang menatapnya seperti itu. Cowok itu makin kesini makin aneh menurutnya dan Adela cukup risih melihat tingkah Fikar yang tidak biasanya.
Fikar tahu Adela gengsi untuk mengatakan maaf padanya. Dan ini kali pertama perempuan itu mengatakan maaf padanya lagi setelah sekian lama. Walaupun hanya sekedar titipan maaf tetapi bagi Fikar itu sudah cukup baginya.
"Oke lo berdua bisa masuk tapi Malika,besok ganti rok lo. Dan lo," Bima menunjuk Adela yang bersidekap dada dengan angkuh.
"Lo di tahan,"
"Gak bisa gitu dong,kita kan datangnya samaan jadi ya... harus masuk samaan juga," Protes Malika.
"Pelanggaran dia sudah banyak jadi dia di tahan. Kalian berdua masuk," Perintahnya.
Tasya berdecih sinis,memangnya cowok itu siapa nyuruh-nyuruh mereka masuk. " Kalau kita gak mau lo mau apa,"
" Gue bakalan hukum kalian,"
"Gak segampang itu. Ayo Del," Tasya menarik tangan Adela lalu menerobos dengan kasar anggota osis yang menghadang meraka.
"Woi mau kemana lo," Bima ingin mengejar namun sudah di tahan lebih dulu oleh Fikar.
KAMU SEDANG MEMBACA
11/12
Fiksi RemajaKau bertanya kenapa aku bisa mencintaimu?. Jawabannya adalah aku tidak tahu. Yang kutahu hanya kau gadis pemilik mulut pedas yang bisa membuatku bergetar. Kau pernah mengatakan aku laki-laki yang hanya memikirkan bagaimana cara menyelesaikan semua r...