Cemburu✓

31 4 0
                                    

Setelah beberapa hari meliburkan diri kini Adela kembali sekolah dengan malas. Jika di pagi hari seperti ini pasti ia dan sahabatnya sudah bergosip menceritakan banyak hal namun kali ini rasanya sangat berbeda karena Vanya tidak ada di antara mereka.

Yang paling membuat mereka sedih lagi ialah, tiga hari yang lalu keadaan Vanya sempat drop sehingga dokter menyarankan agar tidak ada yang boleh menjenguk Vanya kecuali kedua orangtuanya. Bahkan orang tua Vanya dengan rasa bersalah meminta sahabat anaknya untuk tidak menjenguk Vanya terlebih dahulu, takut jika kondisi anaknya itu kembali drop seperti sebelumnya.

"Gue kangen sama Vanya," lirih Malika dengan mata berkaca-kaca.

Adela melirik kursi kosong di sampingnya, rasanya sangat hambar tidak ada Vanya yang sering membawakannya cemilan kesukaanya.

"Gue masih ingat waktu dia ngomong bakal di ajakin jalan sama Alka. Dia senang banget gak tahunya besoknya dia kecelakaan."

Adela mengusap sudut matanya yang berair mengingat senyum tulus sahabatnya itu.

"Gue penasaran kenapa Vanya bisa kecelakaan."

Malika dan Adela lantas menatap Tasya yang memandang lurus kedepan dengan serius.

"Kata om Denis itu kecelakaan." Tukas Malika.

"Gue gak yakin."

"Mau lo gak yakin kita serahin sama pihak yang berwajib, yang perlu kita pikirkan itu keadaan Vanya," Pungkas Adela menopang dagunya berpikir.

"Kalian tahu gak? Si Alisyah cupu sama gengnya itu makin berani setelah Vanya gak ada," Lapor Malika.

"Biarin mereka senang-senang dulu, mereka pikir setelah Vanya gak ada mereka bisa tenang begitu aja, gak akan. Kita masih ada di sini jadi mereka gak bisa tenang selama mereka masih di sekolah," Tasya tersenyum miring mengingat rencana yang akan ia berikan pada Alisyah dan sahabatnya itu.

•••

Miko memberhentikan tiga perempuan yang berjalan ingin melewati kelasnya. Seperti biasanya Miko akan memperbaiki rambutnya terlebih dahulu membuat siapa saja yang melihatnya memandang aneh laki-laki itu.

"Neng Adela bapakmu suka mancing ya?"

"Sok tahu lo, bapak gue gak suka mancing tuh," Ketus Adela bersidekap dada.

"Baru aja mau di gombalin sudah di omelin, nasib orang ganteng ma gini."

"Dih ganteng dari mananya, orang burik gitu," Cibir Malika membuta semuanya tertawa.

"Miko, Noah, Ayo."

Semua menatap orang yang baru keluar dari kelas Miko. Adela dan Malika menganga melihat laki-laki tampan yang kini berdiri di hadapan mereka.

"Ayo," Ujar cowok itu.

"Tunggu dulu elah," Miko menarik cowok itu membuat cowok itu berdecak kecil.

"Kenalin ini teman lama kita namanya Devan."

Noah memperkenalkan cowok itu lalu menyenggol lengan cowok yang bernama Devan itu untuk memperkenalkan dirinya.

"Apa sih kan tadi lo sudah kenalin gue," Dengusnya.

"Eh kita belum kenal, kita kenalan dulu dong," Adela mengulurkan tangannya dengan wajah semangat.

"Nama lo Adela dan Lo Malika, selesai."

Adela menurunkan tangannya dengan pandangan bingung melihat cowok itu yang langsung pergi dari hadapannya.

"Gila tuh cowok, ketus banget jadi orang," Dengus Malika memandang punggung Devan yang berjalan sendirian.

11/12Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang