Adela mondar mandir di kamar Fikar memikirkan insiden dimana ia memeluk Fikar secara tiba-tiba.
Setelah memeluk Fikar Adela langsung memasuki kamar mandi karena begitu bodoh dengan kelakuannya yang di luar kendali.
"Lo gila Adela,"
Adela tidak berhenti memikirkan hal itu hingga suara ketukan membuat fikirannya buyar.
"Kak Del-del di panggil makan sama bunda,"
Adela mendesah lega,ia fikir orang yang mengetuk pintu itu adalah Fikar dan ternyata bukan. Dirinya belum siap berhadapan dengan Fikar tapi mendengar perkataan Fano tadi sepertinya ia akan merasa canggung.
Tunggu. Jika di fikir-fikir kenapa dirinya harus malu di hadapan Fikar?. Itu hanya pelukan,bahkan Fikar juga pernah memeluknya. Kenapa dia harus malu?
Oke,sekarang adela hanya perlu bersikap santai dan menganggap kejadian tadi hanya angin lalu.
Rezeki anak Sholeh, di meja makan Adela tidak melihat batang hidung Fikar. Jika seperti ini Adela bisa fokus makan tanpa merasa malu di depan cowok itu.
"Makan yang banyak Calon mantu," ucap Reza dan hanya di balas dengan senyum Adela.
"Bunda,Fik--"
Adela yang mengambil Sayur Sop terjingkat kaget hingga sop yang ingin ia tuangkan ke piringnya beralih ke tangannya.
"Astagfirullah. Awww panas,"
Fikar yang melihat itu secepat kilat mengambil tangan Adela lalu memasukkannya ke air tempat cuci tangan.
"Gak panas lagi kan?"
Adela mengangguk polos. Adela bahkan melupakan rasa panas yang menjalar di tangannya karena setelah insiden di kamar tadi,kini bertambah insiden memalukan lagi. Kurang sial apalagi hidupmu Adela.
Adela menarik tangannya lalu tersenyum canggung. Reza dan Hesty kecewa karena mereka masih menginginkan adegan romantis tadi berlangsung lama.
"Bunda sama Ayah gak makan?" Tanya Fikar.
"Ini mau makan kok," Ucap Hesty terkekeh dan melirik satu sama lain.
"Makan kak Del-Del,"
"Ha...iya," Ucap Adela terkekeh paksa karena masih merasa canggung.
"Awww,"
Semua fokus beralih pada Fikar yang memegang tangannya termasuk Adela.
"Tuh kan,bunda sudah bilang biar bunda suapin kamu," Hesty Berdecak karena Fikar yang tidak mendengarkannya.
"Gak papa bunda,"
"Gak papa gimana. Tangan kamu lagi sakit nak,kamu baru aja kecelakaan. Pokoknya bunda suapin," Ucap Hesty mutlak tanpa mendengar perkataan anaknya.
Fikiran Adela mulai berasumsi kemana-mana. Kecelakaan?. Berarti ketika Fikar mencarinya,cowok itu kecelakaan. Adela juga sempat mengingat dimana Fikar menemukannya. Cowok itu terus memegang tangan kanannya bahkan ketika di atas motor Adela beberapa kali mendengar ringisan cowok itu.
"Lo habis kecelakaan?"
Bodoh kamu Adela,disaat seperti ini dirinya masih sempat bertanya padahal sudah jelas cowok itu habis kecelakaan dan Hesty juga yang mengatakannya sendiri.
"Iya,"
"Waktu lo cari gue?" Tanya Adela lagi dengan raut khwatir,sedangkan Fikar mati-matian menahan kegugupannya.
Fikar mengangguk membuat wajah Adela langsung di selimuti bersalah. Reza yang peka dengan gelagat Adela langsung saja mencairkan suasana.
"Jangan merasa bersalah nak. Ini sudah Takdir Fikar,jadi gak perlu merasa bersalah,oke," Pungkas Reza menenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
11/12
Genç KurguKau bertanya kenapa aku bisa mencintaimu?. Jawabannya adalah aku tidak tahu. Yang kutahu hanya kau gadis pemilik mulut pedas yang bisa membuatku bergetar. Kau pernah mengatakan aku laki-laki yang hanya memikirkan bagaimana cara menyelesaikan semua r...