Adela duduk di kafe tempat dimana ia berjanjian dengan seseorang. Adela menarik nafasnya dalam-dalam menyiapkan dirinya untuk bertemu orang itu.
Tatapan Adela terus tertuju pada pintu masuk kafe. Oksigen seperti menipis,hidung Adela rasanya tersumbat karena melihat orang yang sudah ia tunggu beberapa menit yang lalu sudah datang .
Adela meleleh karena orang itu melempar senyum padanya . "Maaf lambat,aku habis ngantar mama aku ke butik,"
Adela mengangguk mengerti. Orang itu duduk tepat di hadapan Adela.
"Sudah pesan?" Tanyanya.
Adela menggeleng. "Belum, aku nungguin kamu,"
Orang itu yang tak lain adalah Regal mengangguk lalu menaikkan tangan kanannya keatas sebagai isyarat agar pelayan kafe itu menuju mejanya.
Adela gugup,baru kali ini ia terlihat seperti orang bodoh di depan laki-laki dan baru kali ini dirinya tidak banyak bicara seperti biasanya.
"Ehem," Regal berdehem karena melihat Adela yang menunduk membuat Regal berfikir bahwa perempuan itu canggung karena keberadaanya.
"Kayaknya enakan kalau kita panggil biasa aja,supaya gak kaku,"
Adela mengernyit tidak tahu maksud perkataan Regal.
"Maksudnya kita panggil gue,lo aja supaya gak kaku gitu," tandas Regal begitu tahu kalau perempuan itu tengah kebingungan.
Bahu Adela melorot lesu,padahal dirinya lebih suka jika Regal panggil 'aku kamu' dan sekarang cowok itu sendiri yang memintanya. Mau protes pun dirinya tidak enak.
"Kenapa?. Gak suka ya?"
"Eh gue suka kok," Ucap Adela .
"Nah kalau gini kita kayak teman biasa yang bicara gak kaku, "
Teman!!. Adela sedikit tersentil dengan ucapan Regal. Tapi tidak papalah toh nantinya ia akan mendapatkan cowok itu. Tinggal tunggu tanggal mainnya aja.
"Heheh iya, "
"Gue pernah lihat foto lo di ig,lo sekolah di SMA Nusa Bangsa ya?"
"Iya. Kenapa emangnya?"
"Gak papa sih. Gue cuman nanya, soalnya gue juga alumni disana,"
Adela sedikit melebarkan matanya karena terkejut. " Serius?"
"Iya. Gue juga mantan ketua osis disana,"
Lagi-lagi Adela di buat terkagum-kagum dengan cowok di hadapannya ini.
"Umur lo brapa?"
"Umur gue 20"
"Serius?"
"Iya. Tua ya?"
Adela menggeleng cepat. Menurutnya walaupun umurnya sedikit beda jauh dengan Adela tetapi cowok itu terlihat sangat mempesona. Alis tebal,hidung mancung dan jangan lupakan bulu mata hitam pekat dan lentik milik cowok itu. Sangat-sangat mempesona sampai-sampai Adela susah mendeskripsikan cowok di hadapannya ini.
"Lo blasteran ya?" Tanya Adela begitu penasaran.
"Iya. Papa gue orang turki dan mama gue orang Aceh,"
Pantas saja wajah Regal sungguh sangat tampan,bibitnya aja bervariasi. Kalau gini jajaran most wanted di sekolahnya termasuk Alka, kalah jauh sama Regal.
"Ayo di makan. Jangan diam mulu," Celetuknya terkekeh.
"Lo punya pacar ya?"
Adela tersedak mendengar pertanyaan tiba-tiba Regal. Adela meminum air minum yang di sodorkan oleh Regal dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
11/12
Teen FictionKau bertanya kenapa aku bisa mencintaimu?. Jawabannya adalah aku tidak tahu. Yang kutahu hanya kau gadis pemilik mulut pedas yang bisa membuatku bergetar. Kau pernah mengatakan aku laki-laki yang hanya memikirkan bagaimana cara menyelesaikan semua r...