Sisi Tersakit Dalam Berjuang ✓

30 3 0
                                    

Halo guyss selamat membaca✨

Anak osis SMA Negeri Nusa Bangsa mengunjungi rumah Fikar setelah pulang sekolah. Hanya ada beberapa orang yang datang sebagai perwakilan masing-masing angkatan selebihnya hanya menyampaikan salam pada ketua osisnya.

Fikar mendudukkan dirinya di bantu Reza, keadaannya sudah membaik termasuk kakinya yang masih proses pemulihan.

"Di minum ya," Hesty memberikan minuman yang ia bawa pada mereka semua.

"Makasih tante, tahu aja kalau kita haus," Ujar Fiyah terkekeh.

"Tahu dong, ayo di minum semuanya, jangan lupa kuenya juga di makan."

"Gak akan kami lupa tante," Canda Delon, sih tukang melucu di Osis.

Dila melirik Nadia yang terus menunduk, ia menyenggol lengan sahabatnya yang selalu menunduk, kesal sendiri kenapa di waktu seperti ini sahabatnya masih sempat-sempatnya menunduk. Jika Dila yang ada di posisi Nadia sekarang pasti Dila sudah caper sana sini pada orang tua Fikar.

"Hey gadis, kenapa gak di minum?" Tanya Hesty menegur Nadia.

Nadia meremas tangannya lalu mengangkat kepalanya dan tersenyum canggung pada Hesty.

"Iya tante, nanti di minum kok."

Hesty hanya tersenyum tipis sebagai balasan sedangkan Dila sudah mencolek-colek kecil lengan sahabatnya.

"Gimana keadaan lo Fikar?" Tanya Sandra wakil ketua osis.

"Alhamdulillah keadaan gue sudah mendingan," Jawab Fikar.

"Syukur deh, semoga lo cepat balik ke sekolah."

"Amin makasih doanya San."

"Eh sebentar kalian balik duluan aja ya, gue mau singgah ke rumah adik ipar gue," Celetuk Fiyah tersenyum lebar.

"Adik ipar? Siapa?" Tanya Dewi.

"Calon adik ipar gue itu Adela."

"Kamu suka sama Dean?" Tanya Hesty.

Fiyah mengangguk malu-malu. "Wah semangat, tante dukung kamu kok."

"Makasih tante," Seru Fiyah.

"Lo tega banget Fiyah," Lirih Delon cemberut.

"Kenapa lo?" Tanya Fiyah.

"Gue itu calon suami masa depan lo."

Fiyah bergidik ngeri sedangkan yang lainnya tertawa pelan.

"Amit-amit suami masa depan gue itu lo."

"Gue gak baper kok sama omongan lo, malahan semoga omongan gue di ijabah sama tuhan."

"Idih," Fiyah menggeliat geli memikirkan jika suami masa depannya adalah Delon, bisa-bisa dirinya tidak bisa tidur karena mendengar ngorokan melebihi toa masjid.

"Semoga Adela ada di rumahnya."

"Kayaknya Adela lagi sakit deh, tadi pagi tante ke rumahnya dan lihat sendiri kalau Adela sakit."

"Benar tante?" Tanya Fiyah memastikan.

Hesty mengangguk membuat Fiyah semakin bersemangat karena ada alasan ke rumah Adela.

•••
Setelah berdebat panjang dengan otaknya Adela memutuskan untuk menjenguk Fikar sore ini. Ia sudah menyiapkan kue yang akan ia bawa dan keluar dari kamarnya dengan mengendap-endap karena tidak ingin jika Dean melihatnya.

Setelah ia keluar dari rumahnya, Adela berjalan sampai 3 meter ke rumah Fikar, namun langkahnya terhenti ketika melihat pergerakan Nadia yang secara diam-diam memberikan kotak kecil pada Fikar lalu gadis itu segera berlari menyusul temannya di luar.

11/12Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang