Malam ini Adela menempati kamar Dean untuk sementara waktu. AC di kamarnya rusak sehingga Herman menyarankan dirinya untuk tidur di kamar kakaknya itu.
Suara dering ponsel di meja dekat ranjang berbunyi membuat Adela yang baru keluar dari kamar mandi berjalan dengan cepat ingin mengangkat telfon itu.
Adela tidak mengangkatnya begitu saja, dahinya mengerut membaca nama si penelfon itu.
"Halo."
"Halo Del, gue ganggu gak?"
"Enggak kok kak, emang kenapa ya?"
"Gak ada apa-apa kok, cuman kangen aja."
Adela semakin di buat bingung dengan tingkah Regal. Setiap harinya sikap cowok ini sungguh di luar batas menurut Adela.
"Ih kak Regal bisa aja, kalau gue baper gimana?"
Balas Adela terkekeh bercanda agar Regal mengira dirinya tidak serius menanggapinya.
"Serius kak Regal mau tanggung jawab kalau gue baper?"
"Iyalah."
Jangan GR, Adela tidak boleh terlalu bawa perasaan, bisa saja yang di katakan Regal hanya bercanda semata. Cowok itu kan selalu bercanda, jadi Adela tidak boleh terlalu percaya diri.
"Mulai deh gombalnya."
"Gue gak gombal kok, gue serius cantik," Ucap Regal di akhiri dengan kekehan kecil.
"Cantikan juga pacar lo kak."
"Cantikan lo sih?"
Mata Adela sedikit membola karena bisa-bisanya cowok itu mengatakan Adela lebih cantik daripada pacarnya sendiri. Secara tidak langsung ia mengatakan pacarnya jelek bukan? Kalau begini bercanda Regal kelewatan.
"Serius cantikan gue?"
"Masa gue bohong sih, iya lo lebih cantik daripada Dania."
Adela menyugar rambutnya mendengar perkataan Regal yang sedikit ngegas. Sepertinya cowok itu sedang ada masalah dengan Dania, karena jika Adela menyebut nama Dania cowok itu akan menghela nafas kasar.
"Tuh kan gombal lagi, muka gue sampai merah nih kak," Adela terkekeh berusaha mencairkan suasana.
"Jujur gue nyama cerita sama lo."
Maksud laki-laki ini apa sih? Adela semakin bingung dengan tingkah Regal yang sangat berbeda. Ucapannya selalu melantur, dan terus mengarah pada dirinya.
"Ya memang semua cowok yang dekat sama gue bilang gitu sama gue, katanya kalau dia ngomong sama gue enak, gak ada kaku-kakunya."
"Dan gue salah satunya hahaha."
Mungkin ini saatnya Adela menanyakan mengenai perihal bunga dan makanan yang selalu Regal kirimkan padanya. Bukannya Adela Gr tapi sikap laki-laki yang sering membawa seperti itu hanya untuk di tujukan pada perempuan yang ia sukai. Jadi Adela ingin tahu alasan Regal selalu mengirimkan berbagai macam bunga dan makanan kepadanya.
"Gue Mau ngomong sesuatu kak."
"Mau ngomong apa?"
"Kak Regal kenapa sering kirim bunga sama makanan ke gue?"
Terjadi keheningan seketika. Adela menata ponselnya karena mengira telfonnya putus karena tidak mendengar suara Regal tapi ternyata telfonnya masih terhubung.
"Gue gak tahu Del, ini kemauan hati gue."
Seharusnya Adela senang mendengar perkataan cowok itu, tapi hatinya merasa tidak tenang dan hanya rasa kekhwatiran yang ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
11/12
Teen FictionKau bertanya kenapa aku bisa mencintaimu?. Jawabannya adalah aku tidak tahu. Yang kutahu hanya kau gadis pemilik mulut pedas yang bisa membuatku bergetar. Kau pernah mengatakan aku laki-laki yang hanya memikirkan bagaimana cara menyelesaikan semua r...