Bisakah kebahagiaan yang di impikan Fikar berlanjut sampai selamanya? Pagi tadi Adela tanpa di minta berangkat bareng dengan Fikar. Fikar tentu tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang jarang ia dapatkan.
Bukan hanya itu,Perempuan itu tanpa rasa malu berjalan berdampingan dengannya sampai-sampai perempuan itu mengantarnya hingga di depan ruangan tempat Fikar melangsungkan ulangan.
"Pulang bareng gue. Tunggu gue di ruangan lo," ujar Adela membuat Fikar tidak bisa menahan senyumnya.
"Gak usah Del,kan bukan kaki gue yang sakit. Gue aja ke ruangan lo,"
Fikar menolak karena baginya,seharusnya laki-laki lah yang menjemput perempuan bukan perempuan yang menjemput laki-laki.
"Terserah lo aja. Ingat jangan terlalu maksain tangan lo buat gerak," Pesannya lalu pergi dari sana.
Fikar semakin tersenyum lebar. Di perhatikan oleh orang yang di cintai punya efek yang luar biasa ternyata.
Miko yang bersandar di pintu belakang Fikar menyaksikan itu semua. Cowok itu mulai meneliti Fikar dari wajahnya,hingga Fikiran cowok itu mulai kemana-mana.
"Lo suka sama Adela?"
Fikar tersentak lalu membalikkan badannya. Di depannya telah berdiri laki-laki yang termasuk saingannya menatapnya dengan tatapan menyelidik?
Fikar tidak peduli apakah Miko akan mengetahuinya atau tidak. Menurutnya akan lebih baik cowok itu tahu dan mereka berdua bisa bersaing secara sehat.
"Menurut lo?" Tanya Fikar balik.
"Suka,"
Fikar mengerutkan alisnya dan setelah itu langsung mengangguk-anggukan kepalanya.
"Oh...," Gumamnya panjang lebar lalu pergi di hadapan Miko.
"Sial,sampai Dia suka sama Adela,awas aja,gue bakalan nyingkirin lo Fikar," Monolognya .
•••
Fikar keluar kelas bersama Bima,Fahri, dan Alka. Mereka berempat berencana pergi ke kantin mengisi perut mereka agar bisa kembali Fokus pada ulangan kedua.Langkah mereka berempat terhenti ketika di hadang oleh anak ips yang di kenal nakal di sekolah.
"Tumben ketua osis kita gak rapi?" Celetuk Reno salah satu anak ips yang nakal.
"Iya tuh biasanya kan pake rompi sama pake jas,lah sekarang kenapa gak pake jasnya," Tambah Bian memanasi suasana.
"Lo gak lihat apa tangan teman gue saki,t" Balas Bima sinis.
"Mau sakit atau enggak,ketua osis harus selalu lengkap dong,"
"Pake rompi juga termasuk lengkap," Kini Alka yang mengambil alih mengeluarkan suaranya yang dingin.
"Tapi pake jas termasuk lengkap," Balas Bisma tidak mau kalah.
"Trus kenapa lo gak pake?" Tanya Alka lagi.
Mereka tertawa lebar. " Ya karena kita murid nakal jadi kita pake gini," Jawabnya enteng.
"Bangga banget lo jadi murid nakal," Cetus Alka tersenyum miring.
"Al," Tegur Fikar memperingati.
"Maksud lo apa?" Kini Rival ketua geng anak Ips itu maju mendekati Alka.
Alka menaikkan satu alisnya dan masih mempertahankan wajah dinginnya. Ia sama sekali tidak takut dengan murid nakal yang tidak tahu malu menyangjung dirinya sebagai siswa nakal.
"Al," Fikar memegang lengan Alka berusaha memperingatkan Alka agar jangan melawan mereka.
"Maksud gue kenapa lo nyalahin seragam teman gue padahal itu termasuk seragam yang lengkap," Sungut Alka dengan wajah santainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
11/12
Genç KurguKau bertanya kenapa aku bisa mencintaimu?. Jawabannya adalah aku tidak tahu. Yang kutahu hanya kau gadis pemilik mulut pedas yang bisa membuatku bergetar. Kau pernah mengatakan aku laki-laki yang hanya memikirkan bagaimana cara menyelesaikan semua r...