Fikar bangun dari tidurnya karena mendengar suara ketukan di pintu kamarnya padahal dirinya baru beberapa menit yang lalu terbawah dalam mimpinya
"Suprise!!"
Fikar langsung tersadar sepenuhnya mendengar pekikan Reza,Hesty dan Fano namun bukan hanya mereka yang ada di sana melainkan ada dua pasangan lagi yang tengah berada di antara mereka.
"Kalian kapan datang kesini?"
"Tadi sore" jawab perempuan itu
"Gak mau peluk nenek sama kakek nih"
Fikar tersenyum tipis dan langsung menghamburkan ke pelukan orang yang sangat ia rindukan.
"Kenapa nenek sama kakek gak langsung temuin Fikar?" tanya Fikar melepas pelukannya
"Namanya juga suprise bujang" Hesty menjawab di sertai dengan kekehan bersama mertuanya
"Abang tiup lilinnya dulu"
Mereka semua tersadar,untung Fano mengingatkan mereka. Sebelum meniup lilin,Fikar berdoa dan untuk doanya kali ini sedikit berbeda dengan ulang tahun sebelumnya
"Ya Allah aku hanya ingin selalu bahagia bersama keluargaku dan jadikan Adela sebagai jodoh hamba"
Semuanya bertepuk tangan setelah Fikar meniup lilin dan setelah itu dirinya langsung mendapatkan pelukan oleh mereka semua
Fikar senyum-senyum sendiri setelah merapalkan doa yang menurutnya sedikit konyol.
"Doa kamu apa?" Tanya Alia nenek Fikar
"Rahasia"
Alia memukul bahu cucunya. "Nenek kepo loh Fikar. Tega banget kamu"
Semuanya terkekeh namun Fikar tidak akan pernah memberitahukan kepada siapapun doa yang ia panjatkan.
"Doa kamu pengen jadi suami del-del ya?"
Fikar menurunkan lengkungan di bibirnya karena pernyataan Adam sang kakek tepat mengenai apa yang ia doakan.
"Enggak. Kakek ngaco,yaudah kita kebawa aja,makan kue ini," Fikar mengalihkan pembicaraan agar kakeknya tidak melanjutkan pernyataanya yang mungkin membuat dirinya akan terdiam.
•••
Adela menaikkan satu alisnya melihat kedatangan Fikar kekelasnya setelah ulangan hari ini selesai."Hbd Fikar," Seru malika mengucapkan selamat pada Fikar.
"Makasih Malika,"
"Selamat ulang tahun Fikar" kini berganti Vanya yang mengucapkan selamat pada Fikar
"Hbd," Singkat Tasya
"Makasih ucapannya,"
"Del lo gak mau ngasi ucapan buat Fikar?" Vanya melirik Adela yang terlihat menghela nafas malas.
"Hbd," Ucapnya singkat
"Kok kayak terpaksa banget," Cetus Vanya.
"Ya terus gue harus bilang apa Vanya. Gue capek,gue mau tidur," Tandasnya seperti tidak ada gairah hidup.
"Jangan gitu dong Adela,besok kan,seperti biasa pesta ulang tahun lo sama Fikar," Komentar Malika sengaja ingin menyadarkan Adela untuk mengingat hari kelahirannya.
"Gue tahu kali. Udah deh mending lo to the point aja mau ngomongin apa," titah Adela sudah sangat malas berdiri di pintu ruangannnya.
"Nenek sama kakek gue ngajak lo makan,"
Mata yang semula memandang malas kini melebar mendengar perkataan Fikar.
"Nenek gaul sama kakek gaul datang?" Tanya Adela yang di angguki Fikar
KAMU SEDANG MEMBACA
11/12
Novela JuvenilKau bertanya kenapa aku bisa mencintaimu?. Jawabannya adalah aku tidak tahu. Yang kutahu hanya kau gadis pemilik mulut pedas yang bisa membuatku bergetar. Kau pernah mengatakan aku laki-laki yang hanya memikirkan bagaimana cara menyelesaikan semua r...