SMA Nusa Bangsa di hebohkan dengan di adakannya perayaan ulang tahu anak pemilik sekolah yang tak lain Adalah Vanya yang hari ini sudah menginjak Tujuh belas tahun.
Kelas IPA 1 kini tengah sibuk mendekor kelasnya karena ingin memberikan suprise pada Vanya yang sebentar lagi akan datang.
"Guys kami bertiga punya urusan kalau Vanya cari kita, kalian bilang aja mereka bertiga belum datang." Ucap Tasya memberi tahukan pada teman kelasnya.
"Jadi Suprisenya gimana dong?"
"Kalian aja yang handle dulu, kita bertiga punya rencana lain buat Vanya. Sekarang kita pergi ya, takut Vanya datang."
"Okei."
Semuanya menjadi panik ketika salah satu dari mereka mengatakan bahwa Vanya sudah berada di lantai dua membuat mereka bersiap-siap tepat di pintu masuk kelas yang di tutup.
"SUPRISE!"
Vanya terkejut dan langsung menutup mulutnya tak percaya karena sepanjang jalan menuju kelasnya ia tidak bersemangat dan mengabaikan siswa yang memberinya ucapan karena ulang tahunnya kali ini laki-laki yang ia cintai tidak bisa hadir.
"Thank you guyss."
"Tiup dulu dong lilinnya." Ucap Gina bendahara kelasnya karena ia yang memegang kue tersebut.
Semua bertepuk tangan meriah setelah Vanya meniup lilin bahkan ada siswa dari kelas lain yang ikut menonton di kelas Vanya.
"Loh orang yang ulang tahun kok mukanya sedih," Celetuk Reno salah satu siswa di kelas IPA 1.
"Iya harusnya hari ini lo senang dong,"
"Maklumlah guys gebetannya gak bisa hadir hari ini karena dia ikut olimpiade," sahut Gina yang peka dengan perasaan Vanya.
Vanya hanya cemberut dan tersadar karena batang hidung sahabatnya tidak terlihat sedekitpun.
"Tasya,Malika sama Adela dimana?" Tanya Tasya membuat mereka semua saling bertatapan.
"Mereka belum datang," Jawab Reno mewakili temannya.
"Loh tumben banget mereka belum datang."
"Kita gak tahu Vanya,mending lo potong kuenya trus bagi sama kita-kita mumpung si nenek lampir belum masuk," pungkas Reno mengalihkan pembicaraan.
"Oh iyaya."
•••
Tasya,Malika dan Adela merencanakan sesuatu untuk sahabatnya yang mulutnya terus berkomat kamit tidak jelas karena matanya yang di tutup oleh Tasya sekaligus marah karena di kelas tadi mereka bertiga tidak masuk kekelas dan membolos di jam pembelajaran pertama."Kalian bawa gue kemana sih?" Dengusnya.
"Hust,lebih baik lo diam." Tukas Tasya memberi peringatan pada sahabatnya.
Setelah sampai di tempat itu Adela dan Malika menarik perempuan yang berdiri ujung tempat itu dengan takut.
"Jangan kak."
"Diam!" Tekan Adela meremas Tangan Perempuan yang tak lain Adalah Alisyah,pacar seorang Alka. Mereka berdua menariknya tepat di hadapan Vanya yang tengah adu mulut dengan Tasya karena Tasya belum juga melepas tangannya di kedua mata Vanya.
"1,2,3." Instruksi mereka bersamaan dan perlahan Tasya melepas kedua tangannya pad mata Vanya.
"Saeng-il chughahae." Teriak Malika dan Adela.
Vanya menganga tak percaya sekaligus bingung entah suprise seperti apa yang di berikan sahabatnya ini.
Tasya berdiri di dekat Adela "Kita mau ngasi kue buat lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
11/12
Novela JuvenilKau bertanya kenapa aku bisa mencintaimu?. Jawabannya adalah aku tidak tahu. Yang kutahu hanya kau gadis pemilik mulut pedas yang bisa membuatku bergetar. Kau pernah mengatakan aku laki-laki yang hanya memikirkan bagaimana cara menyelesaikan semua r...