Dahi Fikar mengernyit melihat Dean yang berdiri di depan rumahnya dengan mulut yang terus berkomat kamit tidak jelas.
"Bang," panggil Fikar.
"Wah kebetulan ada lo kar. Gue mau minta tolong sama lo buat susulin Adela. Soalnya sebentar lagi papa gue pulang dan takutnya Adela di marahin,"
"Tapi bang kita kan mau main game," balas Fikar.
"Nanti malam kita main game. Sekarang lo susulin aja adek gue," desak Dean menyuruh.
"Memangnya Adela pergi kemana?"
"Dia pergi ke mall jalan sama pacarnya," cetus Dean.
"Mall kan banyak bang"
"Nanti gue chat lo kalau gue sudah telfon Adela. Sekarang,lebih baik lo pergi aja, siapa tahu Adela belum jauh,nah lo bisa ngikutin dia,"
"Yaudah kalau begitu gue pergi yaa bang," pamit Fikar yang di angguki cepat oleh Dean.
•••
Adela bergelayut manja di lengan pacaranya menyusuri mall yang kini mereka masuki."Sayang kita kesana aja yuk," ajak Adela penuh semangat.
"Ayo. Kamu boleh pilih apapun yamg kamu mau," Adela makin melebarkan senyumnya mendengar perkataan pacarnya. Siapa yang akan menolak coba jika di beri gratisan.
"Makasih sayang," seru Adela lalu melanjutkan langkahnya.
Di sisi lain, Fikar menyusuri mall yang di tujukan oleh Dean. Bagaimana bisa Fikar bisa bertemu Adela di mall sebesar ini. Fikar juga berulang kali menelfon Adela tapi perempuan itu secara terus menerus menolak telfonnya.
"Adela. Lo dimana sih"
Adela terus memilih baju yang ada di depannya. Jika di tanya apa hobi Adela,maka perempuan itu dengan gamblangnya menjawab hobinya yaitu shopping.
Adela suka membuang waktunya berbelanja kesana kemari dan menurutnya itu salah satu kesenangan sendiri baginya.
"Yang aku senang banget. Makasih ya sudah beliin aku baju,"
Aldo mengelus kepala Adela dengan lembut.
"iya sama-sama sayang. Besok kalau mau aku masih bisa kok ngajak kamu jalan,""Ah pacar aku kok sosweet banget sih," Adela memukul pelan bahu Aldo membuat Aldo hanya terkekeh geli.
"Aldo!!"
Aldo menoleh ke belakang begitu juga dengan Adela karena mendengar suara keras yang memanggil.
Aldo terlihat tegang di tempatnya sedangkan Adela menatap bingung perempuan yang berjalan tergesa-gesa menuju tempat dia dan Aldo berdiri.
"Sayang kamu kenal?" Tanya Adela
"Gue tunangannya," tekan perempuan itu sinis.
"Dih. Aldo mana mau punya tunangan kayak modelan lo," sarkas Adela mengibaskan rambutnya lalu terkekeh.
"Berani ya lo," tunjuknya menahan emosi.
"Emang gue berani,kenapa?" Tantang Adela memasang wajah angkuhnya.
"Lebih baik tante pergi deh dari sini, ngaku-ngaku tunangan pacar gue lagi," usir Adela mengibaskan tangannya.
"What? tante?. Gue masih muda," gertaknya tidak terima.
Adela berfikir, dirinya merasa tidak salah memanggil perempuan itu tante. Dilihat dari penampilannya Perempuan ini pantas di panggil tante. Make up ketebalan dan baju merah ketat di padukan dengan sepatu hitam sebatas tulang kering. Satu kata buat perempuan itu. Norak. Menurut adela.
KAMU SEDANG MEMBACA
11/12
Teen FictionKau bertanya kenapa aku bisa mencintaimu?. Jawabannya adalah aku tidak tahu. Yang kutahu hanya kau gadis pemilik mulut pedas yang bisa membuatku bergetar. Kau pernah mengatakan aku laki-laki yang hanya memikirkan bagaimana cara menyelesaikan semua r...