Fikar tidak bisa melupakan kejadian tadi bahkan dirinya mandi sampai dua jam mendinginkan pikiran kotornya pada Adela.
Ini gara-gara Video sialan kembali ia tonton. Dirinya bisa seagresif ini berkat menonton Video yang ia download di situs yang di larang oleh negara. Apalagi Adela hanya memakai hotpants dan kaos kebesaran membuat Fikar langsung ingin langsung menikahi perempuan itu.
"Gue bisa gila kalau gini terus, awas aja lo Del, pokoknya lo harus nikah sama gue."
Fikar akhirnya turun untuk makan malam, di sana sudah terlihat batang hidung Adela yang sibuk membantu Hesty menata makanan di atas meja. Fikar tersenyum berkhayal jika ia menikah nanti Adela akan sibuk memasak untuknya dan dirinya hanya duduk menatap perempuan itu. Sangat indah sampai-sampai Fikar tidak sabar untuk beberapa tahun kedepan nanti.
"Abang!"
"Astagfirullah."
Fano tertawa melihat Fikar kaget, sedangkan Fikar mendengus karena adiknya ini mengerjainya sampai-sampai dua orang yang sibuk di dapur menatap kearah padanya.
"Muka abang lucu."
"Awas kamu ya, sini-sini."
Fikar menggelitik adiknya lalu menggendongnya menuju meja makan.
"Perut Fano sakit ketawa terus."
"Nih minum dulu," Hesty memberikan minum pada Fano membuat Fikar memberi kode Pada Adela agar memberinya juga minum.
Adela mengernyit dan sama sekali tidak mengerti kode yang di lemparkan Fikar padanya.
"Apaan?"
Fikar berdecak kecil. "Gak peka."
Hesty tersenyum melihat interaksi Fikar yang sudah tidak malu menunjukkan rasa sukanya pada Adela.
"Fikar minta minum sama kamu." Ucap Hesty mewakili Fikar.
"Kan tinggal ambil atau tinggal ngomong, susah banget," Adela dengan ogah-ogahan memberikan minum pada Fikar.
"Lo yang gak peka," Balas Fikar menerima air minum itu dari Adela.
Adela bersidekap dada menatap Fikar yang sudah di ambilkan air minum tapi tidak tahu terima kasih.
"Eh leher kak Del-Del kenapa?"
•••
Pagi yang indah untuk Fikar karena berangkat bareng bersama perempuan yang ia sukai. Kemarin malam Fikar dengan sengaja mengempeskan ban mobil Adela hanya untuk berangkat bareng ke sekolah.
Merasakan tangan Adela tidak lagi memeluknya Fikar dengan sengaja menambah gasnya hingga spontan Adela memeluknya dengan erat. Fikar tersenyum di balik helmnya namun sedetik kemudian ia meringis kesakitan karena mendapatkan cubitan kecil dari Adela.
"Sakit Del."
"Biarin habisnya lo ngeselin, pake ngegas motornya untung gue gak jatuh," Omel Adela.
"Kan lo gak jatuh, sekarang mending lo pegang yang erat sama gue, biar lo gak jatuh."
"Itu sih maunya lo, dasar modus," Cibir Adela.
"Modus sama lo gak papa, kan lo calon istri gue."
Blus
Pipi Adela bersemu merah mendengar perkataan Fikar. Pagi-pagi sudah di buat blushing. Mulai sekarang Adela akan menjaga jarak dengan Fikar supaya dirinya tidak salah tingkah lagi seperti ini, karena ini demi kebaikan hatinya.
"Jangan lupa turunin gue di pembelokan, gue gak mau lo turunin gue di parkiran sekolah."
"Oke," Ucap Fikar namun perkataan selanjutnya membuat Adela melotot. "Tapi boong."
KAMU SEDANG MEMBACA
11/12
Teen FictionKau bertanya kenapa aku bisa mencintaimu?. Jawabannya adalah aku tidak tahu. Yang kutahu hanya kau gadis pemilik mulut pedas yang bisa membuatku bergetar. Kau pernah mengatakan aku laki-laki yang hanya memikirkan bagaimana cara menyelesaikan semua r...