NADIA'S FIRST TIME ✓

458 52 0
                                    

Fikar berdesis sejak tadi ia berperang dengan fikirannya. Mulutnya sudah beberapa kali terbuka ingin mengatakan sesuatu pada sahabatnya tetapi kemudian ia katupkan kembali bibirnya.

"Lo kenapa sih kalau mau ngomong ya ngomong aja," Fahri lebih dulu angkat bicara.

"Kayak perempuan mau di perawanin aja. Gelisah banget" cetus Bima yang langsung mendapatkan kekehan dari Fahri.

Alka melirik sahabatnya lalu mengangkat bahunya acuh,seperti biasa menurutnya itu bukan hal penting baginya dan ia lebih fokus bermain game.

" Gue punya teman,dia curhat sama gue tapi gue gak tahu jawabannya,"

"Trus"

Fikar meneguk ludahnya kasar mendengar balasan dari Fahri dan Bima yang bersamaan.

Fikar semakin gelisah,dan berdoa agar Fahri dan Bima tidak berfikir yang tidak-tidak padanya.

"Katanya dia deg-degan dekat sama teman perempuannya. Dan gue gak tahu apa artinya itu,"

"Kalau gak deg-degan mati dong. Gimana sih lo," Balas Bima.

"Tapi kali ini lain Bima. Badanya itu kayak panas dingin gitu dekat sama teman perempuannya," ucap Fikar lagi berusaha menjelaskan sedetail mungkin.

"Menurut gue teman lo itu suka sama tuh cewek," celetuk Fahri santai.

"Apa!!" Kaget Fikar memekik.

"Sialan. Kaget gue" umpat Bima mengelus dadanya.

"Tau tuh. Biasanya juga kalem-kalem aja," timpal Fahri.

Fikar memasang wajah seperti biasanya. "Lo salah kali Fahri. Mana mungkin teman gue suka sama itu cewek,"

"Yeee gue berpengalaman yaa. Tanya aja sama Alka,"

Alka yang merasa namanya di sebut menoleh lalu mengangkat bahunya acuh.

"Dasar es batu," Cibir Fahri.

Fikar terdiam. Fikar mencoba menghalau perkataan Fahri. Tidak,dirinya mana mungkin menyukai Adela. Jika dia memang menyukai Adela pasti dirinya sudah menyadari perasaanya sejak dulu karena mereka berdua tumbuh bersama, tetapi sekarang?. Tidak mungkin. Fikar masih tidak percaya ini.

•••

Istirahat sekarang Fikar memilih ke ke ruangan osis,ingin menangkan fikirannya sejenak. Awalnya Fikar memilih menenangkan fikirannya di uks tetapi menurutnya orang-orang yang melihat dirinya di uks mungkin akan banyak tanya terhadap keadaanya.

Dan Fikar memutuskan pergi ke ruangan osis. Setalah sampai di sana Fikar baru menyadari,sepertinya ia salah memilih ruangan osis menjadi tempat penenangnya, tapi tidak papalah. Fikar sedikit bersyukur. Didalam ruangan osis itu juga terdapat satu ruangan kecil. Biasanya Fikar tidur disana walaupun suara dari luar masih sedikit terdengar tetapi Fikar tidak mempermasalahkannya.

Di ruangan osis terdapat wakilnya yang bernama sandra dan beberapa anak osis lainnya yang sedang memarahi Dila.

Fikar mengehela nafas kasar karena Sandra yang sudah dua hari ini selalu memarahi Dila. Biasanya Fikar akan membantu anggotanya yang di marahi berturut-turut oleh Sandra namun kali ini tidak,ia butuh menenagkan fikirannya.

"Fiyah. Kunci ruangan ini mana?"

"Ada kok di tas gue. Emang kenapa?"

"Tolong ambilin,"

"Lo mau ngapain di dalam?"

Fikar membuang nafas panjang karena Fiyah yang terlalu banyak tanya.

11/12Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang