MINTA MAAF ✓

429 45 0
                                    

Inilah yang Adela tidak suka. Gosip-gosip tentang dirinya dan Fikar sudah di ketahui oleh teman kelasnya. Tentu saja Adela cepat-cepat mengancam mereka semua agar gosip itu tidak tersebar luas terutama teman kelas Fikar.

"Del emang benar yang Bima Sakti bilang?" Tanya Vanya .

"Hemmm," jawab Adela seadanya. Seperti biasanya ketiga sahabatnya belum menerima jawaban Adela jika jawabannya belum memuaskan.

"Cerita aja kali,gak usah malu," Adela mendelik tak suka atas perkataan Tasya barusan.

"Gue gak malu kok. Ya...masalah kemarin itu kecelakaan,"

"Trus lo sudah minta maaf sama Fikar?" Tanya Vanya lagi.

Adela memperlihatkan ekspresi tidak sukanya. "Ngapain gue minta maaf," ucapnya acuh.

"Ya karena lo duduk di pangkuan dialah. Dan lo sama Miko yang paling bersalah di sana," Serang Tasya sama sekali tidak suka atas tindakan Adela.

"Gue gak perduli. Toh Fikar kemarin biasa-biasa aja,"

"Lo jangan gitu dong sama Fikar. Fikar selalu bantuin lo,Del," sahut Malika setelah menyibukkan dirinya pada alat make upnya.

Adela menghela nafas kasar. "Gue gak pernah minta bantuan sekalipun sama Fikar. Dianya aja yang sok pahlawan mau cari muka,"

"Lo kok gitu sih Del. Fikar selalu sabar sama lo. Lo gak boleh menyepelekan perasaan seseorang dong" Timpal Vanya menjelaskan.

"Gue gak perduli. Mereka aja yang suka cari masalah sama gue," balas Adela mempertahankan egonya.

Vanya menggeleng-gelengkan kepalanya tidak habis fikir dengan Adela yang selalu menyepelekan perasaan seseorang. Jika seperti ini mana bisa Vanya comblangin sahabatnya jika sifatnya saja acuh pada cowok yang akan Vanya sandingkan .

•••
Beberapa organisasi di SMA Nusa Bangsa yang akan tampil untuk pelaksanaan pentas seni nanti kini melaksanakan rapat .

Fikar menatap seluruh anggota organisasi yang hadir di aula. Namun tatapannya jatuh pada satu perempuan yang sibuk berceloteh bersama anggota organisasi dancenya.

"Fikar ayo buka rapatnya," Ucap Bima.

Fikar mengangguk dan mulai membuka suara hingga semua fokus yang ada di aula kini menatap Fikar yang berdiri di podium.

Jika tahu seperti ini,Adela tidak akan mau menghadiri rapat yang sangat membosankan menurutnya.

Adela berdecih pelan . Segitu sukanya kah Nadia hingga tatapannya tidak pernah sekalipun teralihkan oleh Fikar yang berbicara?.

Gadis malang, Fikar mana mungkin menyukai perempuan satu organisasinya sendiri,Fikar kan sukanya sama Vanya.

"Ehem kedip dong," Nadia menunduk malu karena lagi-lagi tertangkap basah oleh sahabatnya sendiri.

"Liatinnya gitu amat," Godanya makin membuat pipi Nadia memerah.

"E..enggak kok," elaknya namun Dila hanya terkekeh pelan. Baginya menjahili Nadia adalah suatu kebiasaan yang sulit ia hilangkan.

"Guyss berarti kita harus latihan dong setiap hari," cetus Nanda senior Adela.

"Iya,pokoknya kita harus tampil memukau. Besok Pulang sekolah kita latihan di tempat biasa. Jangan ngaret,ingat," Imbuh ketua dance mereka.

"Oke siap"

•••

Nadia masih berdiri dengan Dila,terus berdiri tak jauh dari tempat parkiran.

11/12Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang