Adela mengacak rambutnya mendengar suara ketukan yang tidak berhenti menganggunya. Matanya masih sedikit tertutup karena nyawanya masih belum sepenuhnya terkumpul hingga ketika dirinya membuka pintu kamarnya dirinya langsung terlonjat kaget.
"Suprise!!!"
Adela mengelus dadanya lalu mendengus lantaran mereka tertawa melihat wajahnya yang seperti orang bodoh.
"Kalian mau lihat gue mati di hari ulang tahun gue?. Hampir aja jantung gue copot,"sungutnya menatap mereka kesal.
"Yang ulang tahun gak boleh marah tahu," ujar Malika.
"Nyenye," ejeknya memasang wajah kesalnya.
"Sudah-sudah, sekarang kamu tiup dulu lilinya terus kita makan-makan," sahut Herman menengahi.
"Duh pa,besok aja ya makan-makannya. Adela ngantuk tahu,besok kan kita ulangan," timpalny namun mereka semua menggeleng sebagai jawaban.
"No,no,no. Ini kan sudah hari ulang tahun lo,jadi gak masalah dong kita makan-makan,lagipula besok hari terakhir kita ulangan," sosor Vanya membuat Adela berdecak sinis.
"Gue ngantuk,sumpah," Akunya memelas.
"Tiup dulu lilinya Adela," kata Malika mengingatkan.
Adela memejamkan matanya sejenak berdoa meminta harapannya. Semua bertepuk tangan setelah Adela selesai meniup lilinya.
Herman memeluk putrinya dan mencium kening Adela. "Selamat ulang tahun yang ke 18 sayang,papa berdoa semoga kamu tetap bahagia,"
"Amin,"
Kini bergantian Dean yang memeluk dan juga mencium kening adiknya.
"Hbd,jangan nakal sama jangan sering-sering minta jajan sama abang,"Adela mencebbikkan bibirnya dan memukul bahu Dean. " Yeee pelit"
"Del lo tahu gak kita mau ngucapin apa?" Tanya Vanya.
"Ya gak tahulah orang gue gak tahu isi kepala kalian gimana sih," balasnya mengerlingkan matanya.
"Siapa tahu kan lo tahu jadi gue nanya gitu bambang,"Tukas vanya memberenggut kesal.
"Yaudah ucapan kalian buat gue apa?" Tanya Adela jutek karena jujur dirinya sangat ngantuk.
"Kita mau bilang semoga lo jodoh sama Fikar,"
Fikar yang berdiri diam di belakang melotot lantaran mendengar namanya di bawa-bawa.
"Kalian gila!"
"Itu ucapan vanya sama malika bukan dari gue," sahut Tasya.
"Trus ucapan lo buat gue apa?"
"Semoga lo gak kentut sembarang tempat,"
"ANJIR,"
•••
Mereka menikmati makan tengah malam di rumah Adela dengan penuh tawa. Adela tentu saja senang karena sahabatnya rela datang memberinya suprise di tengah malam."Makan yang banyak biar cepat besar," celetuk Herman.
"Aku makan banyak om tapi gak pernah besar-besar. Tinggi aku aja masih gini terus gak ada peningkatan," Malika menceritakan keluh kesahnya.
"Lo kan emang masih kecil," cetus Adela mencibir.
Malika mengerucutkan bibirnya kesal,karena Adela yang selalu meledeknya secara terus menerus.
"Ulangan tahun tetap aja ngeslin dasar nenek sihir," balas malika mencibir.
"Dih dasar dora,"
"Gak papa Dora. Dora kan imut," tandasnya lalu memperlihatkan wajah sok imutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
11/12
Fiksi RemajaKau bertanya kenapa aku bisa mencintaimu?. Jawabannya adalah aku tidak tahu. Yang kutahu hanya kau gadis pemilik mulut pedas yang bisa membuatku bergetar. Kau pernah mengatakan aku laki-laki yang hanya memikirkan bagaimana cara menyelesaikan semua r...