Adela tertawa puas. Beginilah rasanya jika kita sakit,orang-orang akan memanjakan kita dengan apa yang kita mau.
Sebenarnya Adela sudah sembuh tetapi melihat raut wajah khwatir sahabat dan kedua curut yang tidak di undang itu membuat Adela sengaja memasang wajah sakitnya agar mereka memanjakannya.
"Del kita kerumah sakit aja,takutnya nanti kepala lo kenapa-napa," ucap Malika sangat khwatir.
Adela mendengus dalam hati mendengar perkataan Malika.
"Gak usah deh. Gue lebih baik minum obat aja," timpal Adela sengaja melemahkan suaranya agar dikira dirinya masih sakit.
"Tuh kan lo kayak gak ada gairah hidup. Kita ke rumah sakit aja ya," kini bergantian Vanya yang seperti mendesak Adela agar membawa Adela kerumah sakit untuk di periksa.
Adela sedikit melotot. Jika Adela di bawah ke rumah sakit bisa-bisa mereka tahu bahwa ia hanya mengerjai mereka. Ohw tidak akan. Adela tidak akan membiarkan itu terjadi.
"Gue baik-baik aja kok. Gue cuman pusing dikit aja," tolak Adela memamerkan senyumnya.
"Yakin del?. Gue khwatir sama keadaan lo,"
Adela mengerlingkan matanya tidak suka lalu tersenyum tipis dengan kesan memaksa.
"Yakin kok Mikoi. Makasih sudah khwatirin gue,"
Miko sudah senyum-senyum sendiri mendapatkan balasan manis dari sang mantan.
"Iyyu. Jijik gue lihat lo kayak gitu," Malika menatap miko dengan tampang menjijikannya.
"Suka-suka gue," sewot Miko.
"Kalian minum ini dulu ya. Pasti kalian haus,"
Sintia tiba-tiba datang lalu melettakan beberapa minuman di meja. Adela hanya memasang wajah cueknya,sama sekali tidak ingin mengucapkan sepata kata pun.
"Mama ke kamar dulu ya," Jika saja tidak ada tamu di rumahnya,Adela pasti menepis tangan Sintia yang dengan lancang mengelus rambutnya.
"Tante tinggal dulu ya,"
"Iya tente,"
Adela manatap semua makanan yang ada di meja,sungguh air liurnya terasa ingin jatuh ingin menghabisi semua makanan yang ada di meja itu.
"Lo sudah makan del?" Tanya Miko.
"Sudah,"
"Kapan?"
"Tadi pagi," jawab Adela.
"Astaga Del,harusnya lo itu makan minimal 3 hari sekali," protesnya.
"Tapi gue masih kenyang Mikoi," gemas Adela.
"Del. Orang sakit itu butuh asupan buat isi tenaga," hardik Miko lagi.
"Iya betul tuh," seru Vanya membenarkan.
"Tapi gue gak mau makan nasi," ucap Adela yang hanya ia ingin adalah memakan semua makanan yang di bawah oleh sahabatnya .
"Gue suapin ya,"
"Eh gak usah. Gue masih kenyang kok,"
"Gak ada bantahan,"
Miko yang memang duduk di dekat Adela menjadi leluasa. Adela sangat ingin menendang Miko keluar dari rumahnya karena secara terus menerus memaksanya. Lihat saja setelah drama ini selesai,Adela akan membalas Miko,mantan idiot yang selalu menganggunya.
"Aaa" Miki menyodorkan sesendok bubur yang laki-laki itu bawah ke rumah Adela.
Mau tidak mau Adela membuka mulutnya,memberi akses pada Miko untuk memasukkan makanan ke mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
11/12
Teen FictionKau bertanya kenapa aku bisa mencintaimu?. Jawabannya adalah aku tidak tahu. Yang kutahu hanya kau gadis pemilik mulut pedas yang bisa membuatku bergetar. Kau pernah mengatakan aku laki-laki yang hanya memikirkan bagaimana cara menyelesaikan semua r...