"Dek, tadi kamu sama si Regal-Regal itu ketemuan dimana?" Tanya Dean di sela-sela mereka makan.
"Di kafe," jawabnya
Dean melirik Fikar. "Emm...emang Regal,orangnya gimana sih?" Dean sengaja memancing Adela agar Dean dan Fikar bisa mengetahui bagaimana sifat laki-laki yang di sukai Adela.
Adela berhenti sejenak kedua laki-laki itu memasang kuping mereka lebar-lebar. "Dia baik banget bang,bahkan dia orangnya humoris banget. Dan satu lagi,"
Adela berhenti sejenak. "Kan dia nanya sama Adela. Lo punya pacar gak?. Nah Adela jawab gak ada. Tahu gak dia bilang apa?"
Dean dan Fikar menggeleng. "Dia bilang,lo cantik gini masa gak punya pacar. Kan Adela baper bang di katain gitu. Apalagi dia bilang beberapa bulan ini dia bakalan gak jomblo lagi soalnya dia mau nembak orang yang dia suka dan pastinya itu Adela,"
Fikar dan Dean saling menatap satu sama lain. Rasanya sakit mendengar perempuan yang kita suka menceritakan laki-laki lain. Tapi memangnya Fikar siapa?. Hanya laki-laki yang baru merasakan jatuh cinta dan sakit secara bersamaan.
"Gak usah baper dulu. Siapa tahu dia sukanya sama perempuan lain. Kan kita gak tahu tuh,"
Adela menekuk wajahnya karena Dean yang seperti tidak senang jika dirinya menyukai Regal.
"Dia baik loh bang,nanti Adela ajak abang ketemu sama dia deh,"
"Gak usah deh. Abang gak minat,"
"Loh kok abang gitu sih. Kalau abang ketemu sama dia,Adela jamin pasti abang suka sama dia. Lagian dia juga alumni SMA Nusa Bangsa,pasti abang tahu Regal itu siapa,"
"Regal?. Gak ada tuh nama seangkatan abang seperti itu,"
"Bukan seangkatan abang tapi dia senior abang. Yang ketua osis itu,"
Mata Dean membola sempurna dan menyimpan sumpit yang ia pegang dengan kasar di meja. "Regal si ketua osis songong itu?. Jadi Regal yang kamu maksud dia?"
"Songong?. Dia gak songong kok,dia baik malahan,"
"Aduh dek dia itu ngeselin,gak usah dekat sama dia deh. Abang itu waktu sekolah gak suka banget sama dia,"
"Dia baik bang," timpal Adela.
"Baik dari mananya. Dia itu orangnya songong banget. Pantas aja namanya kayak abang pernah dengar, lah orang yang kamu maksud abang kenal,"
"Bagus kalau abang kenal sama dia. Jadi Adela bisa dekat sama dia,"
"Gak-Gak,"bantahnya.
"Walaupun abang gak izinin,Adela tetap mau dekat sama dia," Ucapnya mutlak.
"Fikar lo kan ketua osis masa lo gak tahu Regal,"
"Gue gak tahu bang,"
"Ya dia gak tahu lah. Orang Regal baru pulang dari turki," cetus Adela lagi.
"Ngapain juga tuh anak balik kesini. Ganggu orang lagi comblangin aja," Gumam Dean namun dapat di dengar oleh Adela.
"Abang lagi comblangin siapa?"
Fikar melotot pada Dean."owww itu kucingnya bu Nina yang cerewet itu mau abang comblngin sama kucing kampung teman abang yang dia dapat di pinggir jalan,"
"Dih gak ada kerjaan banget,"
"Dih suka-suka abang lah,"
DRRTDRRT
Semua tatapan mengarah pada ponsel Adela yang berdering. Di sana tertera nama orang yang Adela amat tunggu. Berbeda dengan Fikar dan Dean mereka sungguh di buat kesal karena Regal yang menganggu acara makan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
11/12
Ficção AdolescenteKau bertanya kenapa aku bisa mencintaimu?. Jawabannya adalah aku tidak tahu. Yang kutahu hanya kau gadis pemilik mulut pedas yang bisa membuatku bergetar. Kau pernah mengatakan aku laki-laki yang hanya memikirkan bagaimana cara menyelesaikan semua r...