Zayn Mahesa itu brengsek.
Siapapun tau jika Zayn si ketua PASUKAN 08 itu adalah brandalan licik yang akan menghalalkan segala cara untuk menghancurkan musuhnya.
SMANJAYA
Adalah tempatnya bertemu dengan Allesasya Lilyanne gadis periang, cerewet dan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ngapain lo disini?"
SUARA sinis Sasya mengalun di telinganya. Mauren hanya bisa menunduk. Langkahnya berhenti.
"Gue gaada nyuruh lo buat dateng kesini"Mauren menengadah lalu menyingkirkan poni tipisnya.
"Kalo bukan karena lo sodara gue. Gue juga gak sudi nginjekin kaki di sini!"Balasnya tak kalah sinis. Sasya membuang wajahnya kearah lain saat Mauren berjalan menghampirinya.
Shea, Luna dan Chava menepi membiarkan Mauren untuk berdiri di dekat sahabatnya.
"Apa kata dokter?" Tanya nya basa basi. Sasya tertawa remeh.
"Lo gak liat dahi gue? "Tunjuknya pada perban di dahinya.
"Gimana gue bisa liat kalo lo ngehindar?"
Hening.
Keduanya kembali membisu namun kini sahabat Sasya memilih untuk kabur dari suasa Awkward kedua saudara itu.
"Lo marah sama gue? "Sasya masih tak menimpali memang sedari awal ia tak suka dengan kedatangan Mauren. Ditambah karena tragedi hujan waktu itu. Sasya sudah hilang respect lagi dari gadis itu.
"Sya jawab!" Tukasnya.
"Lo nanyain hal itu seakan kita berdua deket? Padahal nyatanya untuk saling sapa aja kita gak sudi"
Mauren mendengus. Memang apa salahnya untuk saling menerima? Dari awal Mauren juga tak ingin memiliki saudara tiri yang merupakan anak emas papanya. Namun lama kelamaan keduanya saling membutuhkan juga kan?
"Apa salahnya kalo gue peduli?"
"Peduli atau ada hal lain?"Ucapan Sasya menajam. Bersamaan dengan tatapannya.
Kali ini ia sudah tak bisa diam lagi.
"Sya lo apa apaan sih?"
"Lo yang apa apaan! Dua kali gue liat lo selalu dateng bareng sama pacar gue!Dua kali dan gue tetep diem!"
"Itu cuman kebetulan aja Sya!"
"Kebetulan? Kebetulan mana yang bikin Cowo gue nyimpen Foto lo di galerinya dan dibikin Wallpaper hapenya?!" Sasya menekan pergelangan tangan Mauren keras membuat gadis itu meringis.
"Gu-gue gatau apa apa Sya. Kita gak saling kena-aws"Sasya kembali menekan tangannya.
"Gak saling kenal tapi lo nyimpen jaket Pacar gue di kamar lo!"Mauren terlonjak. Jangan bilang Sasya melihat jaket Zayn yang digantung di kam—
"Iya gue liat! Jelas banget! Sampai sampai gue gak percaya kalo apa yang digantung di kamar lo itu punya pacar gue!" Tiga hari yang lau tepat saat ia pulang sekolah dan berjalan melewati kamar Mauren yang pintunya terbuka ia menangkap Jaket hitam tak asing menggantung di sana. Ia mengendap masuk dan menyentuhnya.
Dan terkejutnya ia saat netranya menangkap baris tulisan berisi nama kekasihnya.
Tak salah lagi.
"Gue ben—"
"Apa?!Mau ngelak lagi?"
"Ternyata hubungan kalian udah jauh juga ya! Gak nyangka gue. Mauren yang katanya anak rajin dan suka belajar ternyata belajarnya rebut pacar orang!"
Sasya melebarkan senyumnya saat suara milih Zayn masuk ke telinganya. Ia segera memasang wajah Semenyedihkan mungkin. Lalu memegang pipi bekas tamparannya.
"Zayn? Kam—"
"Gausah drama! Lo pikir gue nyamperin lo buat ngebela? "Zayn tertawa sumbang.
"Gue udah denger semuanya. Dan Lo"Zayn diam sebentar lalu melirik Mauren sebelum akhirnya melayangkan tatapan Penuh bencinya pada Sasya.
"Lo emang pantes di tampar!"
Sasya, gadis itu menggeleng tak percaya. Berusaha menggenggam tangan kekasihnya. Namun malah mendapat tepisan kasar.
"Maksud lo apa ngatain Mauren Murahan?!" Sasya gelagapan. Kenapa kini seolah Sasya yang menjadi pelaku. Padahal ia harusya menjadi korban kan?
"Lo gak sadar sama diri lo sendiri?!"
Deg
"Harusnya lo ngaca!Apa perlu gue beliin kaca? "Sasya yang merasa dadanya dihimpit benda berat hanya bisa menahan tangisnya.
"Lo emang gak pernah bersyukur ya? Masih untung Mauren masih peduli sama Lo!"
"Kenapa jadi kamu yang marah?!" Demi tuhan, sakit rasanya saat dimaki dengan sadis di depan orang yang kita benci.
"Kenapa aku tanya? Kenapa kamu sepeduli itu sama Mauren? Padahal yang jadi korban disini aku Zayn!"Zayn mengusap wajahnya kasar. Berhadapan langsung dengan tangisan Sasya membuat rasa bersalah dalam diri Zayn melonjak. Namun kembali lagi, Sasya bukanlah seseorang yang ia harus kasihani.
"Kamu masih bisa belain orang lain yang jelas jelas nampar aku! Pacar kamu sendiri!"
"Lo duluan yang ngerendahin Mauren!"
"Terus masalahnya sama kamu apa?! Mau aku ngerendahin, mau aku hina atau mau aku bunuh pun. Mauren sodara tiri aku! Bukan siapa siapanya kamu!" Gigi Zayn beradu bergemelatuk. Bersamaan dengan Sasya yang ikut membalas tatapan itu berani.
"Apa? Diem kan?"
Zayn dengan smirknya menoleh pada Mauren yang masih tak bersuara. Lalu seperkian detik kemudaan mengangkat sebelah alisnya. Lalu mencengkram kedua pipi Sasya kuat.
"Masalahnya, orang yang lo katain Murah itu—
—cewe yang gue suka"
____
Jangan lupa Voment dan Follow kalo kamu suka ceritanya ya!