Zayn Mahesa itu brengsek.
Siapapun tau jika Zayn si ketua PASUKAN 08 itu adalah brandalan licik yang akan menghalalkan segala cara untuk menghancurkan musuhnya.
SMANJAYA
Adalah tempatnya bertemu dengan Allesasya Lilyanne gadis periang, cerewet dan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dia yang tertarik bukan berarti tengah jatuh hati
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Sya Gue denger Zayn di Skors?"
"Hm. Gara gara ga ngerjain tugas Pa Sarjo. Emangnya kenapa?"
"Ga papa gue juga baru di kasih tau Seno"
"Seno juga ikut di skors? "Luna mengagguk sebelum akhirnya kembali Fokus pada catatan tugasnya.
"Kalo gitu Lo tau dong mereka ada di mana sekarang?"Luna menoleh. Mengangguk dengan ragu ragu.
"Ta-tau.. "
"Bagus. Nanti jam pulang anterin gue kesana ya?"
LUNA terdiam. Tak sanggup mengeluarkan kata apa apa. Ingin rasanya ia menggeleng lalu memarahi sahabatnya dengan suara keras setelah gadis itu di sakiti Kemarin sore oleh pacarnya. Bahkan lukanya saja masih berbekas. Dia dengan tanpa rasa marah mengajak Luna untuk menghampiri lelaki brengsek itu?
Rasanya Tak adil.
Kenapa bisa Sasya si sosok baik hati harus terus di sakiti oleh Zayn. Yang notabenenya suka melukai.
"Sya kening lo kenapa? "
"Oh ini? kepentok tembok kamar yang ada pakunya. Tapi udah agak mendingan kok" Ucapnya sabar namun penuh kebohongan, masih dengan Senyuman yang tak luntur dari bibir tipisnya.
"Kok bisa?"
"Bisa lah! Soalnya gue kan gabisa diem. Jadi ya Gi-gitu deh" Usaha mengelakanya benar benar membuat Luna tak kuat menahan rasa Yang bergejolak di dadanya.
"Lo ga lagi bohong sama gue kan?" Sasya menoleh. Tak berani membalas tatapan Luna.
"Bo-bohong? Apaan sih siapa juga yang bohong! Ngarang! " Luna terkekeh sinis. Rupanya Sasya belum se beruntung itu untuk menutupi kejadian sebenarnya dari seorang Luna. Yang selalu ada bahkan selalu menjadi bayangannya.
Setidaknya hanya untuk mengawasi bahwa sahabatnya baik baik saja.
"Hm bener? Kepentok di kamar bukan di gudang? " Sasya membeku. Bibirnya kelu. Menatap Luna lekat.