Pathetic Series-15

29.6K 1.4K 66
                                    

Gio mengelus pelan surai hitam Sasya yang sudah tertidur lelap di pundaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gio mengelus pelan surai hitam Sasya yang sudah tertidur lelap di pundaknya. Gadis itu sepertinya lelah karena menangis sedari tadi.

Beberapa jam yang lalu tepat saat Zayn keluar dari kamar rawat ia masuk dan menemukan Sasya sudah terduduk di lantai dengan infus yang masih terpasang di tangannya. Lalu dengan cepat ia langsung mengangkat gadis itu dan membawanya ke brankar. Dan benar saja beberapa menit kemudian tangisnya kembali pecah. Gadis itu meluapkan semuanya unek-unek yang ada di hatinya.

Membuat ia mau tak mau menjadi sandaran gadis itu hingga kini dia tertidur di pundaknya.

Gio menghembuskan nafas pelan setelah mejatuhkan kepala Sasya pada bantalnya. Lalu ia bangkit dari brankar. Merapihkan selimut gadia itu kemudian beralih pada ponselnya yang bergetar sedari tadi.

"Hallo? "

"Eh Yo, sorry gue ganggu ya?"

Gio merapihkan kerahnya lalu menggeleng kecil.

"Enggak, kenapa?" Terdengar suara nafas hembusan nafas lega di sana.

"Anu-gue mau nanya lo udah pulang atau masih di rumah sakit"

"Gue masih jagain Sasya, bokapnya belum dateng"

"Oh gitu ya?"

"Hm"

"Si Zayn udah pulang atau masih di sana?"

"Udah pulang sama cewenya"Balasnya dingin.

"Si Mauren mauren itu ya?"

"Ya"

"Ohh, terus Sasya? Dia lagi apa sekarang"

"Tidur"

"Ohh, kirain belum tidur"

Hening tak ada pembicaraan lagi. Selain karena Gio malas berbicara, seseorang di sebrang sana juga bukan orang penting. Hal itu Membuatnya berinisiatif untuk membuka suara duluan.

"Kalo gaada yang mau diomongin lagi, gue tutup tel—

"Ehh iya Yo, Sorry ya ganggu kalo Sasya udah bangun bilangin ya maaf gue gabisa jagain dia di sana"

"Iya"

"Kalo gitu gue tutup dulu. Bye Yo, jangan pulang kemaleman ya"

Ucapan penuh perhatian itu menutup Telpon keduanya. Dengan Gio yang memasang wajah datarnya tanpa menjawab apa apa.

Sedangkan Shea di sebrang sana sedang menenangkan degup jantungnya, yang berdetak lebih cepat dari biasanya. Lalu setelah itu menenggelamkan wajahnya pada bantal saat bayangang Gio, si lelaki dingin itu kembali memasuki ingatannya.

PATHETIC SERIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang