Pathetic Series-02

42.5K 2K 9
                                    

"Tak apa aku terluka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tak apa aku terluka. Mungkin menyakiti adalah caramu mencintaiku 'kan?

 Mungkin menyakiti adalah caramu mencintaiku 'kan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kringgg

Kringg

"Baik saya akhiri pelajaran hari ini. Persiapkan diri kalian untuk ujian minggu depan"

"Baik bu terimakasih"

Sasya menghembuskan nafas lega saat Bu Susi berjalan keluar kelas bersamaan dengan suasana yang kini kian ramai. Teman-temannya yang lain berbondong-bondong keluar sambil membawa uang saku. Tapi ada juga yang memilih membuka penutup bekalnya yang sengaja mereka bawa dari rumah masing masing.

"Sya!Abis ini langsung ke ruang Cheers ya!"Teriak Shea dari bangku belakang. Sasya yang sedang bergelud dengan bekal di tangannya terdiam sebentar.

"Loh? Emangnya ada acara apaan She?"Luna yang kebetulan berada di bangku yang sama dengan Sasya benar benar mewakilkan pertanyaan yang ada di benaknya.

"Astaga! Masa iya gatau?"

"Yaiyalah gatau! Lo kan belum ngasih tau! Gila kali!"Shea terkekeh mendengar ucapan ceplas ceplos Luna. Gadis bule itu berdehem pelan.

Lalu berjalan menuju meja Luna Dan Sasya di bangku depan.

"Gini Sayang 2 minggu lagi kita bakal ada tanding antar sekolah. Dan lawan kita Itu SMABARA" Ucap Shea dengan semangat berapi api. Luna menutup mulutnya tak percaya sedangkan Sasya mengernyit kebingungan.

"Terus? Kenapa kita harus latihan?"Ujarnya polos.

"Ishh Sya lo lemot atau bego sih? Kita kan harus jadi tim pemandu Sorak anak anak basket!" Kesal Shea. Membuat Sasya terkekeh malu lalu menunjukkan gigi putihnya.

"Ohh gitu ya?Hehe"

"Haha hehe aja lo! Makannya jangan mikirin Si Zayn mulu! Jadi Bego kan?"Ucapnya Sadis. Namun Sasya tak tersinggung sama sekali,sudah biasa dengan setiap perkataan seorang Sheanavya. Gadis itu tersenyum Kecil.

Pemandu Sorak anak basket? Zayn anak basket juga kan? Batin Sasya senang.

Pasalnya sudah hampir satu tahun. Ia tak melihat Zayn dengan berapi apinya menaklukan Lawan dengan bola di tangannya. Sudah lama juga ia tak menyaksikan Zayn di tengah lapangan dengan senyum di wajahnya.

PATHETIC SERIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang