Pathetic Series-75(New version)

39.4K 1.5K 100
                                    

**************

Jujur jika boleh memilih. Sasya tak ingin bertemu kembali dengan Zayn. Setelah ribuan kenangan butuk telah ia lewati, ia ingin terbebas dari rasa sakit dan pergi sejauh jauhnya dari sumber traumanya.

Namun, entah benang takdir atau mungkin semesta tak pernah mengijinkannya. Karena semakin ia mencoba untuk pergi sosok Zayn selalu berusaha mendekat.

Sasya tak bodoh. Sasya sadar jika akhir akhir ini Zayn mengawasinya dari balik kaca mobil dan parkir tepat di depan rumah Zoya.

Sasya tau Zayn mengawasinya. Melihat setiap gerak geriknya dari jauh. Bahkan lelaki itu selalu memberi satu batang coklat almond setiap harinya lewat Zoya.

Sasya tak mengerti kenapa Zayn begitu gentar untuk mendekatinya. Padahal lelaki itu tau jika Sasya begitu takut. Bahkan untuk sekedar mendengar suaranya atau bahkan mencium parfumnya.

Kenapa Zayn tidak mau mengerti jika Sasya tak ingin mengulang kisah yang sama, untuk kedua kali?

Sasya menatap keluar jendela dimana mobil hitam itu masih diam di sebrang sana kemudian beberapa saat kemudian pintunya mulai terbuka. Dan sosok Zayn mulai keluar dari sana. Mencari sesuatu kearah depan sebelum akhirnya menolehkan kepalanya. Dan menatap tepat pada Sasya dari balik jendela.

Lelaki itu tersenyum kearahnya sambil melambaikan tangan kearahnya. Sasya langsung membuang wajahnya lalu berjalan menjauh dari jendela, keluar dari ruangan tersebut.

Zayn diluar sana kembali melipat bibirnya. Setidaknya ia sudah berusaha. Yang terpenting saat ini ia bisa bertatapan dengan Sasya lebih lama.

Ia kemudian menatap kearah jalanan dimana terlihat mobil berwarna putih memasuki pekarangan rumah Ibunya.

Zayn menatap mobil itu lama hingga pemiliknya keluar dan ikut melirik kearahnya.

Tubuh Zayn membeku. Pemilik mobil itu kembali mengalihkan pandangannya kemudian mulai mengetuk pintu rumah ibunya.

Sedangkan Zayn langsung memasuki mobil dan mulai beranjak pergi dari sana.

_________

"Ayah"

Sasya berdiri seraya menatap tak meyangka seseotang yang datang menemuinya.

Theo melebarkan tangannya mengisyaratkan  putrinya untuk masuk ke pelukannya. Dengan beracaan bahagia bercampur haru Sasya memeluk ayahnya penuh rindu. Begitupun Theo.

Sasya menangis di pelukan ayahnya. Rasanya bercampur aduk.

Ada mara, sedih, kecewa sekaligus tas meyangka jika Theo akan datang dan menemuinya setelah 4 tahun lamanya Sasya hidup sendirian. Tanpa satupun keluarga disampingnya selain Zoya.

"Maaf.... Sasya minta maaf atas semuanya. Maaf Sasya udah bikin ayah sama keluarga kita malu" Theo menggeleng, masih mengusap surai lembut putrinya.

"Sasya gak salah.... Harusnya ayah yang minta maaf karena gak bisa jaga anak kesayangan ayah"

Keduanya meluapkan rindu masing masing. Baik Sasya dengan bebannya yang perlahan lepas dan Theo yang kembali bertemu putri kesayangannya setelah banyaknya luka yang terlewati.

Kala itu Sasya benar benar dirangkul kembali setelah sebelumnya dilepas paksa dan memilih pergi. Theo tak ingin mendengar kata penyesalan dari mulut putrinya.

Karena semenjak ia mengetahui kebenaran tentang Sasya. Semua rasa marahnya berubah menjadi rasa sesal. Dimana kini yang harusnya menerima peyesalan adalah Ia. Dan orang orang yang menyakiti putrinya.

Zoya ikut terharu apalagi saat melihat senyum lebar gadis itu seolah telah melepas beban beratnya. Namun, Kini giliran ia yang harus melepas Sasya pergi.

PATHETIC SERIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang