Putar mulmed ya!
~*~
"Kita sama sama kehilangan"
~*~
SUARA motor menderu bersama sinar matahari jingga mewarnai langit. Senja mulai menampakkan sinarnya. Semesta tengah bahagia kini dengan hiruk pikuk kota yang penuh dengan senyum.
Terkecuali lelaki dengan wajah suramnya yang terus mengendarai motornya drngan kecepatan diatas rata rata. Perasaannya dilanda kegundahan sedari tadi,padahal ia masih ingin menikmati waktu sore di Cafe langganannya bersama kawan kawannya.
Namun entah mengapa hatinya membawanya untuk pulang.
Klik
Setelah sampai di pekarangan rumahnya Zayn seketika mematikan motornya kemudian melepas helmnya bersamaan dengan langkahnya yang masuk kedalam rumahnya.
Cklek
"Selamat sore Den"Bi pipit menyambutnya dengan senyuman ramah dari arah dapur sambil memegangi telepon rumah.
"Den ini ada telpon untuk aden"katanya sembari mengangkat telpon rumahnya, memberi isyarat agar Zayn mendekat.
"Dari siapa bi?" tanya Zayn kala sampai di dekat bi Pipit kemudian meraih gagang telponnya.
"Katanya dari rumah sakit" bisik Bi Pipit.
"Emang siapa yang sakit?" Bi Pipit menggeleng memang tadi saat telpon berdering tepat pula waktunya dengan kedatangan Zayn. Jadi wanita paruh baya itu tak begitu jelas mengetahui apa yang disampaikan oleh si penelpon.
"Hallo? Apa benar ini dengan keluarga Bapa Sean Mahesa?"
"Betul ini dengan saya. Anaknya sendiri, kenapa dengan ayah saya?"
"Kami dari rumah sakit Cemara ingin mengabarkan jika Saudara Sean Mahesa menjadi korban kecelakaan beruntun tadi siang. Dan Maaf kami tidak bisa menyelamatkan nyawanya. Sekali lagi kami memohon maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin"
Layaknya dihimpit batu besar. Zayn terdiam memandang kosong kedepan. Bi Pipit yang melohat hal itu menepuk pundak Anak majikannya pelan.
"Jangan bercanda. Anda mungkin salah orang"Zayn menolak kenyataan bahkan lelaki itu berusaha menghibur dirinya sendiri dan berusaha menutup telpon dari rumah sakit. Namun seketika suara suster disebrangnya kembali menggema, menciptakan sebuah duka yang harus ia terima
"Maaf tapi data yang kami peroleh tidaklah salah. Sean Mahesa meninggal dunia karena kecelakaan"
"Jadi kami butuh bapak atau perwakilan keluarga untuk mengurus administrasi rumah sakit agar jenazah korban dapat segera kami tangani"
Zayn lalu menutup telponnya dengan kasar kemudian menatap Bi Pipit dengan kedua mata yang memerah.
"Kenapa den? Bapa gak kenapa napa kan den?"
Zayn menyingkirkan tangan Bi Pipit dari pundaknya lalu berjalan lemah kearah meja makan.
"Den... Kenapa?"
"Apa kata ruma sakit?"
"Kenapa sama Papanya den Zayn?"
"Pa Se—"
"PAPA MENINGGAL!"
"PAPA UDAH GAADA!"
Bi Pipit terlonjak sedangkan Zayn menggebrak meja makan sekuat tenaganya. Lelaki itu lalu mengusap wajahnya kasar kemudian menutup wajahnya, bahunya terlihat naik turun, terisak tanpa suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
PATHETIC SERIES
Fiksi RemajaZayn Mahesa itu brengsek. Siapapun tau jika Zayn si ketua PASUKAN 08 itu adalah brandalan licik yang akan menghalalkan segala cara untuk menghancurkan musuhnya. SMANJAYA Adalah tempatnya bertemu dengan Allesasya Lilyanne gadis periang, cerewet dan...