Zayn Mahesa itu brengsek.
Siapapun tau jika Zayn si ketua PASUKAN 08 itu adalah brandalan licik yang akan menghalalkan segala cara untuk menghancurkan musuhnya.
SMANJAYA
Adalah tempatnya bertemu dengan Allesasya Lilyanne gadis periang, cerewet dan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Makasih ya, Yo udah nemenin gue disini"Gio tersenyum kecil lalu mengacak acak surai Sasya lembut.
"Sama sama"ucapnya tulus, "Tapi Sorry gue gabisa nungguin lo sampai papa lo dateng"
Sasya menggeleng kecil. lagipula Ayahnya juga tak akan kembali lagi. Jadi percuma juga Gio menunggunya di sini.
"Gapapa kok, lagian lo udah seharian nungguin gue disini. Maaf ya gue ngerepotin lo mulu"
"Santai Sya. Gue gak merasa direpotin kok" Sasya terkekeh kecil lalu memandang Gio yang tengah merapihkan jaket hitamnya. Netranya menyorot sendu saat mengingat banyaknya kebaikan yang Gio telah lakukan untuknya. Sasya jadi merasa tak enak. Harus dengan apa ia membalas semua kebaikannya.
"Gue balik dulu Sya" Sasya terlonjak lalu tersenyum tulus sembari melambaikan tangannya rendah.
"Hati hati Yo. Bawa motornya jangan ngebut"
"Siap!" Namun sebelum pergi Gio mencubit Pipi gadis itu pelan gemas membuat Sasya mau tak mau langsung mencemberutkan bibirnya.
"Sakit tau!"
"Abisnya lo lucu. Kaya kucing punya nyokap gue"Sasya terkekeh kecil. Gio selalu bisa mencairkan suasana.
"Iya iya deh serah lo hus katanya mau pulang"Guraunya.
"Iya iya"
Untuk kesekian kalinya Gio menepuk pucuk kepala gadis itu. Kemudian berjalan menjauh dan menghilang di balik pintu. Membuat Sasya kembari sendirian dan kesepian.
Ia menyandarkan tubuhnya saat kata kata Zayn tadi siang kembali menghantui pikirannya yang tengah kosong.
Zayn, selalu saja berhasil mematahkan hatinya yang rapuh. Dan selalu membuatnya terluka hanya karena ucapan tajamnya. Namun bodohnya ia sama sekali tak bisa melepas Zayn begitu saja.
Kalaupun sekarang ada Mauren ditengah tengah mereka. Sasya rasa itu bukan alasan yang tepat untuknya meninggalkan Zayn. Karena bagaimana pun juga sudah janjinya dari awal.
Untuk memperjuangkan hubungan ini. Setidaknya hingga tuhan Bilang "Lepaskan"
Karena hatinya masih belum ikhlas jika melihat Zayn untuk gadis lain. Apalagi untuk Mauren. Saudaranya sendiri.
Sasya menggeleng keras. Ia harus bisa membuat Zayn membalas cintanya. Untuk yang terakhir. Setelah itu ia akan pergi dan takkan kembali lagi.
Janji yang tersemat hari ini. Semoga semesta mendengarnya.
Cklek
Sasya buru buru mengusap air matanya kasar lalu menetralkan nafasnya sebelum akhirnya berbalik.
"Papa dateng? Bukannya masih ada kerjaan di rum—
Netranya membulat saat melihat sosok Zayn yang datang dengan wajah Murung dan jaket yang basah karena gerimis di luar.