"Baik sampai sini saja pertemuan kita hari ini. Jangan lupa tugasnya dikerjakan ya" Ucap guru di depan mengakhiri jam pelajaran Sejarah hari ini. Di sahuti para murid yang juga sudah tak kuat menahan gejolak lapar."Siap bu"
"Kalo gitu ibu permisi dulu. Assalamualaikum"
"Waalaikumsayang bu"Sahut salah satu anak yang mrmbuat krlas ricuh akan hujatan. Begitupun Luna yang tertawa terbahak sedangkan Sasya yang sedari tadi diam. Ikut tersenyum tipis menanggapi tanpa tawa tak seperti biasanya.
"Si Dio emang anaknya bacot banget dah! Tapi ngakak"Kata Luna sembari menoleh pada Sasya yang sedari tadi tak mengeluarkan suaranya.
"Sya lo gapapa? "Tanyanya memastikan. Sasya menoleh masih dengan senyum tipis dan sorot penuh akan kesenduan.
"Gue baik baik aja"balasnya lirih.
"Serius? Tapi muka lo pucet banget, mata lo juga kayaknya sembab deh. Lo abis nangis?"ia kembali bertanya saat menatap wajah Sasya yang terlihat sembab juga pucat di waktu bersamaan.
"Iya Sya kaya gak enak badan. Pasti lo maksain sekolah padahal belum pulih bener ya?"sahut Chava ikut menambahkan dengan langkah yang mendekat ke bangku mereka.
"Gue gapapa kok beneran. Mata gue sembab ini karena kemarin malem gue kebanyakan nangis nonton drakor"Ngelesnya penuh kebohongan. Namun bukan Luna namanya jika ia percaya.
"Lo bohong kan Sy—"
"Alah udahlah!Kan tadi dia bilang gapapa! Kenapa lo pada yang ribet sih? "Potong Shea yang menatap kearah ketiganya sinis. Terutama pada Sasya. Gadis ceria itu tiba tiba mengarahkan tatapan penuh benci padanya.
"Gue udah laper! Lo semua masih pada ngebacot! Waktu istirahat bisa abis sia sia kalo lo semua nanyain si Sasya mulu"Ucapnya dengan nada sinis. Lebih tepatnya muak.
Luna mendelik kesal kearah Shea yang terlihat menyebalkan.
"Santai aja kali gausah ngegas!"Celetuk Luna.
"Lagian namanya sahabat wajar kali nanyain keadaan sahabatnya!"Lanjutnya.
"Ya tapi gue bosen dengernya!"
"Ya kalo bosen tutup kuping apa susahnya sih She?!"Luna dan Shea kini melemparkan tatapan sengit.
"Lo kalo iri bilang bukan malah ngajak ribut!" Balas Luna kasar. Telinganya benar benar gatal mendengar ucapan Shea yang jauh dari kata lembut. Ucapan Shea hari ini sangatlah penuh akan rasa benci membuat Luna dibuat heran sekaligus emosi.
"Iri? Ngapain gue iri? Gue cuman gasuka lo berdua terlalu ngetreet Sasya berlebihan!"
"Berlebihan apa sih She? "Kini giliran Chava yang bersuara.
"Kita cuman nanya keadaan Sasya karena muka Sasya pucet banget hari ini. Kita juga bakal nanyain hal sama kalo muka lo pucet dan mata lo sembab kaya dia"ucapan Lembut Chava membuat keadaan perlahan mulai mendingin. Tak sepanas sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PATHETIC SERIES
Teen FictionZayn Mahesa itu brengsek. Siapapun tau jika Zayn si ketua PASUKAN 08 itu adalah brandalan licik yang akan menghalalkan segala cara untuk menghancurkan musuhnya. SMANJAYA Adalah tempatnya bertemu dengan Allesasya Lilyanne gadis periang, cerewet dan...