Pathetic Series-58

24.4K 1.2K 72
                                    

Satu minggu kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu minggu kemudian.

Matahari menyinari bumi dengan sinarnya, setelah beberapa hari di guyur hujan, air embun mulai menetes bersamaan dengan mekarnya bunga bunga di halaman rumah.

Tak terasa satu minggu berlalu, itu artinya acara Camping Smanjaya sudah di depan mata.

Sasya memakai cardigan rajut dengan warna kesukaannya, merah muda tengah duduk di pinggiran kasur sambil merajut sesuatu.

Lebih tepatnya menjahit sweater untuk bundanya. Iya besok malam adalah waktu yang di tunggunya.

"Bunda jadi kesini kan besok?"

"Iya sayang, kenapa? Gak sabar ya?" Sasya terkikik mendengar balasan telpon dari sang bunda. Beberapa hari yang lalu ia memang sempat meminta nomor telpon bundanya dari sang ayah untuk sekedar bertukar kabar dan berecerita.

Dan benar saja, hampir 5 hari berturut turur gadis itu sama sekali tak berhenti bercerita pada sang bunda, tentang apapun yang ia alami setiap harinya. Rasanya menyenangkan kala mendengar suara sang bunda yang 5 tahun lamanya tak ia temui.

"Banget! Sasya kangen banget sama bunda. Besok janji bakal dateng kan?"

"Janji dong. Kamu mau dibawain apa sama bunda?" Sasya memutar bola matanya kelangit langit kamar. Berpikir sejenak.

"Emm... Cukup bunda dateng dalam keadaan sehat, Sasya udah seneng kok"Bundanya tertawa dari sebrang sana.

"Yaudah nanti bunda bawain kamu sesuatu yang spesial. Buat kenang kenangan"

"Loh apaan tuh bunda? Jangan bikin Sasya penasaran dong"rengeknya bagai anak kecil.

"Ada deh, besok juga kamu tau. Bunda bakal kasih kamu sesuatu gak terlupakan"

"Tapi jangan aneh aneh ya?" Terdengar helaan nafas dari sana.

"Enggak dong sayang"Sasya tersenyum. Baru kali ini dadanya merasa lega, mungkin karena rasa rindunya perlahan terobati.

"Bunda, Sasya lagi belajar ngerajut"

"Oh ya? Ngerajut apa? Boleh bunda tau?"

"Eits rahasia! Besok juga bunda bakal tau sendiri"

"Bales dendam kamu ya!" Sasya tertawa.

Diam dian Theo memperhatikan senyum ceria putrinya dari balik pintu kamar yang terbuka. Baru kali ini Theo dapat melihat senyum lebar Sasya dan tawa cerah dari wajahnya. Walaupun sebelumnya gadis itu selalu tersenyum, tapi rasanya ada aura yang sangat bahagia kali ini.

Dan hal itu membuat Theo tak menyesal kembali mendekatkan Sasya dengan sang Bunda.

"Bunda, kapan kita bisa jalan jalan lagi? Katanya bunda janji bakal aja Sasya kepantai liat senja" Tak ada balasan dari san membuat Sasya mengernyit khawatir.

PATHETIC SERIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang