"Maaf gue selalu ngerepotin lo Na"
LUNA yang baru saja datang dengan baju kodoknya seketika menoleh kearah Sasya yang menutup pintu kamarnya sekilas lalu mendudukkan dirinya diranjang empuk sahabatnya.
Sasya memang memintanya untuk menginap selama dua hari karena kedua orang tuanya yang pergi dinas keluar kota. Dan kebetulan Luna juga sedang sendiri di apartemen karena memang gadis itu tinggal jauh dari kedua orang tuanya di Swiss, yang pulangnya sebulan sekali itupun jika tak sibuk.
"Yaelah Sya sans aja kali. kaya kesiapa aja" ujarnya santai, Sasya terkekeh kemudian membuka tirai jendelanya membuat sinar matahari langsung menerobos kekamarnya.
Luna membaringkan tubuhnya diranjang empuk Sasya sembari melirik Sasya yang berdiri didepan jendela sembari menatap keluar. Tatapannya terlihat kosong ah ralat—sedih.
Tatapan mata dan bahunya seolah letih. Auranya tak secerah Sasya dulu. Mungkin duka kehilangan bundanya masih menjadi masalah berat gadis itu pikirnya.
Luna lantas bangkit lalu menumpu kefua tangannya dikasur.
"Sya.. "
"Hm?" Sasya menoleh.
"Udah jangan sedih terus. Kasian bunda lo diatas sana kalo liat anak kesayangannya sedih"
Sasya membalikkan tubuhnya lalu menghembuskan nafas panjang sembari menutup matanya sebentar.
"Na apa gue gak pantes bahagia?"
"Kok lo ngomong gitu sih Sya?" Sasya tersenyum simpul. Lalu mendekati Luna kemudian berbaring di sampingnya.
"Gue cuman ngerasa semuanya terasa semakin rumit dan....
... Sakit" Beonya. Luna menatap sahabatnya sendu.
"Semenjak Bunda pergi ninggalin gue selamanya, sikap Zayn juga ikut berubah. Dia semakin kasar sama gue, belum lagi masalah Shea dia belum bisa maafin gue sampe sekarang"
Sasya teringat beberapa kali ia menghampiri Shea untuk sekedar meminta maaf dan meminta gadis itu untuk kembali menjadi sahabatnya seperti dulu.
Tapi Shea selalu saja menolaknya bahkan tak segan mendorong tubuhnya kasar. Padahal Sasya hanya ingin berbicara baik baik.
"Sya udahlah. Gaada salahnya ngelepas satu orang toxic dalam hidup kita" Kata Luna jengah.
"Lagian gue heran sama lo. Apa sih yang lo harepin dari pacar lo?"
"Lo masih sayang sama dia?" Sungut Luna kesal. Sasya kemudian bangkit hingga kini berhadapan langsung dengan netra tajam Luna.
"Na... "
"Bukannya lo yang bilang sendiri ke gue kalo Zayn terang terangan selingkuh sama Adik lo? Bahkan seinget gue lo pernah bilang kalo Zayn sering nampar dan mukul lo! Dia nyakitin lo Sya! Dia kasar sama lo! Sadar kek!" Sentak Luna yang sudah terlalu muak dengan Sasya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PATHETIC SERIES
Genç KurguZayn Mahesa itu brengsek. Siapapun tau jika Zayn si ketua PASUKAN 08 itu adalah brandalan licik yang akan menghalalkan segala cara untuk menghancurkan musuhnya. SMANJAYA Adalah tempatnya bertemu dengan Allesasya Lilyanne gadis periang, cerewet dan...