Pathetic Series-05.

32.2K 1.3K 24
                                    

Dia hanya bercanda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia hanya bercanda. Harusnya aku tertawa bukan jatuh cinta"

 Harusnya aku tertawa bukan jatuh cinta"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pagi Ayah!"

"Pagi Tante Mama"

SAPA ceria Sasya yang baru saja turun dari kamarnya dengan celana Jeans pendek. Di padukan dengan Sweater Putih Oversize Juga Sepatu Nike Putih kesayangannya.

Gadis itu berjalan dengan senyum cerahnya kearah meja makan yang kini sudah ada Sang Ayah, Mama tirinya juga Mauren. Yang meliriknya sinis.

"Pagi Little Princess. Tumben jam segini udah rapih"Sasya terkekeh kecil saat Ayahnya mengelus surai hitam nya sayang.

"Hari ini aku ada acara sama temen. Jadi pulangnya agak Sorean" Theo mengagguk pelan.

"Acara apa emangnya?" Bukan suara Ayahnya. Tapi Suara Ibu tirinya yang bertanya penuh rasa penasaran.

"Cu-cuman acara anak muda biasa kok Tante Mama. Sekalian latihan Cheers soalnya aku ada peform 2 minggu lagi" Bintang, Ibu Tiri Sasya tersenyum tipis. Sedangkan Theo menoleh dengan sumringah.

"Kamu ikut Cheers? " Sasya menagguk semangat.

"Ishh ayah! Dari kelas satu aku udah Ikutan! Masa ayah udah Lupa sih? "

"Ya Maklum, Ayah kan udah tua jadi gampang lupa. Semangat ya cantiknya ayah" Sasya terkekeh pelan menyaksikan setiap senyuman Ayahnya yang jarang jarang ia Lihat akhir akhir ini. Wajah lelah Ayahnya yang memaksakan agar terlihat bahagia benar benar membuat Sasya tak sanggup untuk tak menangis.

Andai Bunda disini. Pasti ayah bakal Seneng terus.

"Aku Juga Ikut cheers loh Pa. 2 Minggu lagi juga ada peform" Theo menoleh kearab Putri keduanya. Lalu tersenyum tipis.

"Bukannya papa bilang kamu harus fokus belajar? Kamu udah kelas dua belas Mauren. Nilai kamu banyak yang kosong sok sok an ikut kaya gituan. Harusnya kamu belajar yang rajin biar Bisa Ranking 1 Paralel kaya Sasya"

Mauren terdiam. Sorotnya mendingin mendengar ucapan Papanya yang berisi unsur mebandingkan antar anaknya Sendiri. Mauren memang tak pintar. Tapi emangnya Mauren tak boleh melakukan hal yang ia sukai?

PATHETIC SERIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang