Pathetic Series-53

28.8K 1.2K 21
                                    

"Dia cinta pertama sekaligus yang pertama membuat luka"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dia cinta pertama sekaligus yang pertama membuat luka"

***

"Makan yang banyak ya gemoy"

UJAR gadis itu sambil berjongkok di halaman depan. Jari jari lentiknya mengusap bulu bulu lembut hewan bertelinga panjang pemberian Shakka yang tengah asik mengunyah wortel wortel segar.

Sasya tersenyum. Bayangannya tiba tiba terbang pada kejadian tadi siang. Dimana Zayn menghampirinya dengan sikap asing yang membuatnya tak terbiasa.

"Makan! "Titah lelaki itu sambil menyerahkan dua buah roti Stroberi dan susu Vanilla kesukaan Sasya.

Gadis yang baru mengganti seragamnya di toilet itu langsung membulatkan matanya kebingungan. Namun Zayn dengan cepat memasukkan makanannya pada tote bag berisi baju ganti yang di tenteng oleh Sasya.

"Gue tau lo belum sarapan" Cetusnya, Sasya mengangjat wajahnya membuat keduanya saling memandang satu sama lain.

"Muka lo keliatan lebih pucet. Makan Gih" Sasya masih tak bersuara namun jemarinya merih roti di tote nagnya berniat mengembalikan namun Zayn dengan cepat menghalangi.

"Gau—"

"Terima dan makan! Gue gak suka penolakan!" Sasya menyingkirkan poni tipis yang menghalangi wajahnya.

"Lo boleh marah sama gue. Tapi pikirin kesehatan lo sendiri!" Setelah memgucapkan hal itu Zayn berlalu dengan kedua tangan yang sengaja dimasukkam ke dalam saku.

Gadis itu memandang roti di dalam tasnya dengan tatapan sendu.

Kenapa baru sekarang?

Sasya menengadah Ke langit sore.

Tentang Zayn, apakah Zayn benar benar merasa kehilangan? Kenapa lelaki itu seolah menarik ulur perasaannya? Sakit rasanya saat menyadari sedikit demi sedikit Zayn berjuang.

Ini impiannya walaupun kini impian itu sudah tak ada lagi.

Gadis itu mengusap bulu kelinci abu abu di bawahnya sambil sesekali tersenyum. Hatinya perlahan menghangat dan terhibur dengan adanya tiga hewan berbulu ini.

Tin

Tin

Tin

Sasya menoleh kearah suara Klakson di luar gerbang rumahnya. Netranya menyipit saat menemukan sosok Shakka dengan motor hitamnya.

Gadis itu seketika bangkit dari duduknya, membersihkan debu pada Pinknya sebelum akhirnya berjalan dengan senyuman lebar.

"Shaka?" Shakka membuka helmnya sambil membalas senyuman Sasya.

"Ya, ini gue" Sasya menutup mulutnya tak menyangka kemudian buru buru membuka gerbang rumahnya, membiarkan Shakka masuk. Ia pikir Shakka batal datang kerumahnya.

PATHETIC SERIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang