Pathetic Series-19

24.2K 1.4K 58
                                    

Ternyata hanya kata,bukan cinta sesungguhnya

ZAYN menggenggam jemari Sasya erat saat gadis itu mulai terisak kecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ZAYN menggenggam jemari Sasya erat saat gadis itu mulai terisak kecil.

Sungguh ia sangat membenci tangisan pilu itu. Namun raganya hanya diam, dan membiarkan Sasya melepaskan semuanya.

Ia juga pernah merasakan hal yang sama. Dan mungkin tengah merasakannya sekarang. Jadi tak ada alasan Zayn untuk marah melihat tangisan itu.

Setidaknya untuk hari ini.

"Keluarin semuanya"Katanya sembari membawa tubuh Sasya kedalam pelukannya. Membiarkan gadis itu meredam tangisannya.

Hingga 10 menit kemudian. Tangisnya mereka dan Sasya mulai menjauhkan tubuhnya. Mengangkat wajah sembabnya.

"Maaf ya, harusnya kamu seneng seneng disini bukan malah ngeliat aku nangis"

Zayn menggeleng lalu berdehem pelan sebelum akhirnya memasukkan kedua tangannya kedalam celananya.

"Sebenernya gue benci liat lo nangis. Jadi,  janji sama gue ini tangisan terakhir lo di depan gue" Sasya mengagguk, tangannya akan mengusap air mata dengan kain dress putih bersih yang di pakaiAnnya, namun Zayn segera mencegahnya. Dan kembali mengusap butiran air mata yang mengalir di pipi putihnya.

Sasya kembali tertegun. Kenapa hari ini terasa berbeda? Ada apa dengan Zayn sebenarnya? Kenapa lelaki itu terasa lebih hangat?

"Zayn"

"Hm"

"Kamu ga lagi sakit kan? "

"Maksud lo?" Sasya menggeleng kecil. Membuat Zayn terkekeh, ia mengerti maksud kekasihnya.

"Gue ngelakuin semua ini karena janji gue sama Mauren. Buat bahagiain Lo"

Sasya terdiam. Jadi sikap Zayn berubah adalah karena Mauren? Kenapa rasanya lebih sakit dari bentakan dan pukulan? Kenapa dadanya sangat sesak sekarang?

Byur~

"ZAYN! "teriak Sasya kesal saat Zayn menyiramkan air laut ke bajunya. Zayn hanya  memamerkan wajah mengejeknya membuat Sasya ikut membalas kelakuan lelaki itu

Byur~

"Satu sama"

Wajah Zayn memerah saat Sasya menyiramkan air itu pada Wajahnya.

"Ups"Sang empu kemudian tertawa. Zayn yang melihat raut bahagia Sasya pun berusaha meraih tubuh ramping itu. Namun segera ia lari menjauh dari rengkuhannya.

Sasya terus berlari hingga tepat saat ia berbalik ternyata Zayn sudah berada di belakangnya. Meraih pinggangnya lalu memeluknya erat. Lalu tertawa bersama.

Tolong jangan ingatkan Zayn sekarang. Jika lelaki itu membenci Sasya.

Bersama senja, keduanya menikmati momen yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Momen yang entah akan terulang atau menjadi yang terakhir.

PATHETIC SERIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang