Pathetic Series-45

34.1K 1.3K 39
                                    

"Yang tulus terkadang tak pernah di hargai"

Sasya memeluk tubuhnya saat akhirnya langkah kakinya berhasil sampai di rumahnya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sasya memeluk tubuhnya saat akhirnya langkah kakinya berhasil sampai di rumahnya sendiri. Wajahnya tertunduk, tertutupi oleh rambut agar semua orang tak mengetahui tangisnya. Bibirnya pucat bersama dengan matanya yang sembab.

Gadis itu membuka pagar besi itu dengan gerakan pelan lalu mengangkat wajahnya saat netranya menangkap sepasang sepatu kets putih di bawahnya.

"Shea... "

Shea menatapnya datar kemudian menyodorkan paper bag abu abu padanya.

"Buat Lo" Sasya mengambilnya dengan ragu ragu kemudian melihat isi di dalamnya.


"Dari Sherra. Anak Smabara" Sasya menatap kedepan, lebih tepatnya kearah Shea yang terlihat kaku tak seperti biasanya.

"Hm, makasih" ucapnya tulus. "Mau masuk dulu? "

Shea menggeleng lalu menyurai rambutnya kebelakang.

"Gue udah disini dari tadi. Mau langsung balik" Sasya mengangguk lalu berjalan duluan. Moodnya sedang tidak baik.

Shea yang melihat hal itu tertawa sinis. Ikut berbalik sambil menatap sahabatnya itu tajam.


"Ada satu hal lain yang mau gue sampein ke lo" Sasya berbalik dengan kedua alis yang menyatu.


"Ap—"



"Jangan jadi beban buat Gio"

Netra Sasya menatap Shea aneh, sekaligus tak mengerti. Sedangkan Shea terus mengarahkan tatapan tajamnya.

"Maksud lo apa? "


Shea tertawa sinis. Gadis itu melipat tangannya diatas dada sambil mrnatap kearah lain tepatnya tak ingin menatap manik sedih Sasya.

"Lo pikir gue gatau?" ucap Shea sedikit lebih keras. "Lo selalu ngerepotin dia! Minta tolong sama dia! Contohnya tadi, Gio bikinin lo surat ijin. Itu pasti suruhan lo kan?"

Sasya menggeleng kecil. Bahkan Sherra tak pernah meminta lelaki itu untuk hal apapun. Kecuali dia yang menawarkan duluan.

"Ah bukan cuman itu. Gio selalu ngehawatirin lo, nyariin lo ke gue. Sebenernya apa yang lo kasih ke dia. Sampai dia seperhatian itu sama Lo Sya?" Sasya terdiam membuat Shea tertawa sinis.

Lalu setelahnya tatapan matanya berubah sendu.

"Gue kan udah bilang sama Lo. Kalo gue suka sama Gio. Terus kenapa lo malah semakin deket sama dia Sya? " Sasya bisa melihat besarnya rasa cinta di sana.

"She... "

"Gue sama Gio cuman sebatas temen doang, gak lebih" Kata Sasya berusaha menyentuh tangan Shea. Shea menolak lalu menatap kearah Sasya nyalang.

PATHETIC SERIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang