Pathetic Series-74(New version)

31.5K 1.5K 34
                                    

**************

Prang

"Astaga Mauren. Mama kan udah bilang kalau kamu butuh apa apa panggil Mama. Tuh kan pecah lagi gelasnya!" Tegur Bintang membereskan pecahan gelas di lantai.

Gadis berponi tipis dengan tongkat itu hanya mampu menatap kosong ke depan.

"Maaf Ma"

"Kamu haus?" Mauren mengangguk. Bintang dengan cepat memberikkan segelas air minum pada putrinya seraya membantu putrinya.

"Lain kali kalau mau ambil apapun, kasih tau Mama ya? Hampir 10 gelas pecah bulan ini karena kamu ngeyel" Mauren mengangguk kecil.

"Mama anter kamu ke kamar ya?" lagi lagi gadis itu hanya sanggup mengangguk. Berjalan dengan tongkatnya dibantu sang Mama di sampingnya.

**************

Kebutaan.

Merenggut masa depan Mauren hingga hancur berantakan. 4 tahun lalu, gadis itu ingat sesaat setelah pertengkaran hebat yang mengakibatkan hancurnya hubungan Mauren dan Zayn.

Dengan cepat, semuanya terjadi.

Kecelakaan hebat yang membuatnya harus merelakan semua cahaya di hidupnya. Yang kini terganti dengan kegelapan abadi.

"Shakka"

Panggil Mauren saat hanya ada ia dan Shakka di lab Laboratorium SMABARA. Ya karena sudah menjelang perpisahan semua perwakilan masing masing kelas 12 tadi berkumpul disini untuk membahas gedung perpisahan dan acara yang akan diadakan tersebut.

Dan kebetulan hanya sisa mereka berdua yang belum keluar dari ruangan ini. sebenarnya Mauren sengaja menunggu Shakka karena ada suatu hal yang harus ia sampaikan.

"Shakka"Panggilnya lagi.

Shakka yang baru saja selangkah menuju pintu seketika berhenti lalu melirik Mauren dengan ujung matanya.

"Ada yang perlu aku omong-"

"Gue sibuk"

"Sebentar aja! Lima menit"

Shakka menghela nafasnya gusar kemudian membalikkan tubuhnya hingga kini berhadapan dengan Mauren. Sedikit menjaga jarak dari mantannya itu.

"Apa lagi?"

"Aku masih sayang sama kamu" Shakka tertawa sinis.

"Lo udah jadian sama Zayn, kalo lo lupa"Mauren memutar bola matanya malas.

"Ka aku gak bener bener cinta sama dia" Ujarnya kesal.

"Kamu tau sendiri kan? Kalo aku benci sama Sasya" Shakka terdiam.

"Kamu tau kan sebenci apa aku sama sodara tiriku sendiri??" Shakka menatap pada kedua bola mata Mauren yang menajam

"Dia ngerebut semua kasih sayang Papa jadi gaada salahnya kan aku rebut seseorang yang dia cinta? Biar kita impas" Shakka tertawa sumbang bersiap pergi.

"Gila lo Ren"

"Ka!" Mauren menahan telapak tangan Shakka.

"Zayn itu cuman pelampiasan"

"Sebenernya aku masih sayang sama kamu" Shakka mematung. Apalagi saat Mauren memeluk pinggangnya dari belakang, menyandarkan kepalanya disana.

"Aku cuman jadiin Zayn alat untuk bales dendam karena dia udah ngerebut perhatian Papa" Ujarnya kembali. Shakka berusaha melepaskan tangan Mauren di perutnya namun pelukannya semakin erat.

PATHETIC SERIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang