Sasya mengemasi barang barangnya drngan rapi. Keputusannya sudah bulat, ia akan pergi ke Jepang dan tinggal dengan Oba-chan(nenek) disana. Tugasnya untuk bertemu ayah sudah terlaksana dan kini saatnya ia bertumbuh dan meninggalkan tempat kelahirannya ini.
"Sasya" Seketika Sasya menghentikkan kegiatannya saat Bintang masuk ke kamarnya.
"Ada apa tante Mama?"Bintang mendudukkan dirinya disamping Sasya. Memandangi dua koper yang sudah terisi penuh.
"Kamu yakin mau pergi?" Sasya tersenyum kecil.
"Kamu gak nyaman tinggal disini karena ada Mama sama Mauren?" lanjut Bintang membuat Sasya menyentuh pundak ibu tirinya lembut.
"Bukan gitu. Sasya cuman pingin ngerasain suasana baru aja sekaligus nyembuhin trauma. Tante Mama tau sendiri kan? Sasya gak bisa sembuh kalau terus terusan berada di sini"
Trauma yang diderita Sasya sulit untuk sembuh jika ia tak berani untuk move on. Bahkan psikolognya mengatakan jika Sasya harus bisa keluar dari Zona nyaman untuk melupakan seluruh ingatan buruk tentang masa lalu. Sekalipun harus pergi jauh jika itu baik untuk hidupnya. Why not?
"Kamu emang tega ninggalin ayah kamu lagi?" Sasya terdiam sebentar.
"Gapapa, kan masih ada tante mama sama Mauren"Jawabnya tenang.
"Sasya percaya. Mama sama Mauren bisa jaga Ayah"Wanita cantik berusia 22 tahun itu berusaha menenangkan Bintang. Walaupun Bintang selalu bersikap acuh tak acuh serta dingin padanya. Namun Sasya selalu dapat merasakan kasih sayangnya hanya lewat sorot mata penuh kekhawatiran.
Sedangkan Bintang hanya dapat menatap wajah putri dari suaminya itu dalam dalam. Bahkan setelah bertahun tahun lamanya, ia masih bisa merasakan aura Jissa di dalam putrinya itu.
Sama seperti Jissa. Sasya rela meninggalkan semuanya demi orang lain. Wanita itu bahkan sukarela pergi sekalipun raga dan jiwanya teriris perih.
"Tapi, kamu bakal sering sering mampir kan?" Sasya terkekeh.
"Pasti! Sasya pasti pulang kesini karena rumah ini tempat kelahiran Sasya. Sasya gaakan pernah lupa, jadi Tante mama jangan khawatir. Sasya pasti baik baik aja"Genggaman pada wanita paruh baya itu mengerat seolah menguatkan.
Ya, Sasya akan baik baik saja.
_______
Zoya terisak melihat keadaan putranya yang mengenaskan. Kedua tangannya di perban setelah mendapatkan puluhan jaitan karena lukanya yang sangat dalam.
Wanita paruh baya itu menangis di tenangkan oleh Seno, Jevan dan Gio yang langsung datang saat mendapatkan kabar ini.
"Tante tenang dulu ya? Zayn pasti baik baik aja"ujar Seno menenangkan Zoya.
"Iya Tante, sebentar lagi Zayn pasti sadar" lanjut Jevan. Sedangkan Gio mengusap wajahnya kasar. Ia tak pernah melihat Zayn sesakit ini, ya diluar mentalnya yang memang sudah sakit. Tapi raganya yang hancur? Gio baru mendapatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PATHETIC SERIES
Novela JuvenilZayn Mahesa itu brengsek. Siapapun tau jika Zayn si ketua PASUKAN 08 itu adalah brandalan licik yang akan menghalalkan segala cara untuk menghancurkan musuhnya. SMANJAYA Adalah tempatnya bertemu dengan Allesasya Lilyanne gadis periang, cerewet dan...