38. ALONE

8.3K 368 8
                                    

PLAGIAT DILARANG MENDEKAT
⚠️⚠️⚠️

Happy Reading


.

.

.

38. ALONE

HARI ini sama saja seperti sebelumnya, tidak ada perubahan bagi hidup seorang Keana. Mungkin ini memang takdirnya untuk terus hidup seperti ini.

Pintu rumah sakit terbuka, Pria berbadan kekar tersenyum dengan membawa Sebuket Coklat kesukaannya. "Gimana udah baikkan kondisi kamu ?,"

"Hm, aku mau pulang !," rengeknya.

"Gak," Tolak Kenzo, mendaratkan diri di Sofa. Enggan melihat adiknya yang memancarkan tatapan memohon. Mau bagaimanpun dia takut luluh dengan wanita itu.

"Please, aku gak betah disini."

"Kalau gitu, kamu harus ikut Abang keluar negri. Abang gak bisa biarin kamu disiksa terus sama mereka," Kea menimang-nimang perkataan Kenzo lantas menggeleng dengan cepat.

Apa begitu susah menuruti permintaannya untuk pulang ke rumah ? Memakan makanan rumah sakit yang terasa hambar, membuatnya ingin selalu muntah. Ditambah biaya perobatan nya pasti sangat mahal. Kea benar-benar merasa tidak enak jika terus saja merepotkan Kenzo.

"Yaudah, tunggu seminggu baru pulang." Putusnya dengan ketus, menutup seluruh badannya dengan selimut. Biarkan saja seperti ini supaya lelaki dewasa itu menyesali perkataannya.

Tidak ada sahutan dari Kenzo, ditambah hawa semakin panas jika terus menutupi seluruh badannya dengan selimut. "Gak panas ?," Bisik Kenzo ditelinganya.

Selimutnya di sibakkan , melihat kesamping, segera memundurkan mukanya. "Yaampun Bang Ken, aku kira setan tau gak ? Kaget tau." Pekiknya, menutup muka merasa malu dengan mukanya yang menampilkan rasa terkejut tadi.

Kenzo tertawa, "Oke-oke kita pulang sekarang ! Tapi janji kamu harus istirahat total ok ? Dan satu lagi akan ada beberapa anak buah Bang Ken yang ngawasin kamu dari kejauhan, supaya kamu tidak risih." Sulit menerima permintaan Kenzo, jujur Kea hanya ingin hidup bebas tanpa ada larangan-larangan dari orang di sekitarnya.

Menikmati hidup ini dengan bebas tanpa ada kekangan. "Oke-oke." Lirihnya membuang muka. Kenzo menghela nafas, ini satu-satunya cara agar memastikan adiknya itu agar kejadian ini tidak terulang lagi. Karena esok hari Kenzo harus kembali ke Prancis.
.
.

"Kok, berhenti disini ? Ini Apartemen siapa ?." Kenzo mendorong agar kursi rodanya ke dalam sebuah Apartemen. Ada beberapa orang yang menyambutnya dengan menundukkan kepala. "Ini Apartemen kamu, dan mereka ... "

"Akan membantu kamu mengurus rumah ini, ah tidak lebih tepatnya kamu tidak perlu repot-repot membereskan rumah. Soal gaji mereka, akan Abang transfer langsung ke rekening mereka. Jadi kamu tidak perlu khawatir lagi." Kenzo membantunya duduk di soffa, melepaskan Sepatunya yang masih dikenakan.

"Biaya sekolah, dan fasilitas lainnya akan saya berikan." Keana meringis, melihat Apartemen ini yang begitu luas. Menurutnya ini terlalu berlebihan. Dia hanya seorang diri tinggal disini.

[3] ALONE [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang