63. ALONE [END]

26.9K 546 93
                                    

63. END

Mamah, Terimakasih sudah mau melahirkan keana ke dunia. Dunia yang indah sekaligus kejam, satu hal yang membuat Keana bertahan di dunia ini karena kalian. Kalian lah alasan aku bertahan di sini ...

Papah, jaga Mamah baik-baik, selalu temani mamah dimana pun dia berada. Jaga juga kesehatan papa, satu hal yang harus papa janjikan sama aku, jangan lagi mabuk-mabukan.

Terimakasih, udah menjadi keluarga Keana. Aku seneng ....

Sampai sini dulu perjuangan Keana untuk melawan rasa sakit ini.

Keana cape

Lelah

Rasanya udah gak kuat.

Keana pamit ya, jangan nangis. Gak perlu khawatirin aku lagi, aku udah bersama bidadari di atas surga.

Keana bakal lihat kalian dari atas langit yang tinggi.

Setiap malam, Keana juga akan ke kamar kalian.

Selamat tinggal

Pada saat yang bersamaan bunyi suara monitor terdengar nyaring, gambar yang bergelombang berubah menjadi lurus seketika. Seorang Dokter diikuti beberapa Suster terlihat tergesa-gesa memasuki ruang rawat inapnya.

Lalu mengeluarkan Defibrillator menggosokkan nya lalu menempelkan nya pada Dada Keana. Badan gadis yang masih terpejam dengan kulit pucat itu juga ikut terbawa.

Suara Isak tangis masih terdengar, mereka hanya berharap jika ini hanyalah mimpi.

Diujung ruangan, seorang wanita tak kasat mata tersenyum sedih sebelum terbang ke atas langit.

Dokter itu meletakkan alat Defibrillator-nya kembali. "Maaf, nyawa ananda Keana tidak terselamatkan, hari ini tepat tanggal 2 Juni 2022 jam 17.11. S-saya turut berduka cita," Dessi yang mendengar itu memeluk Rifqi dengan tangisa yang semakin histeris.

"GAK INI SEMUA BOONG KAN QI ? JAWAB GUA," Rifqi diam, pandangannya kosong. Dia teringat akan janji-janji Keana padanya. Bukankah setelah operasi mereka akan jalan-jalan ? Lalu kenapa gadis itu ingkar janji ? Atau ini maksudnya ? Dia ingin jalan-jalan ke dunia lain selama-lamanya.

Melihat saudaranya yang diam, Dessi menoleh kebelakang, perlahan mendekat ke Keana yang terbaring kaku diatas brankas, wajahnya terlihat pucat.

"Keana bangun, KEANA LO DENGER GUA KAN ? BANGUN, LO GAK BOLEH PRANK KAYA GINI ! LO JAHAT, LO LAGI-LAGI NINGGALIN GUA TANPA PAMIT, Kenapa Lo harus pergi sekarang ?" Dessi memeluknya dengan erat. "Gua gak lagi ceramahin, atau larang-larang Lo untuk deketin Althair, tapi Lo harus bangun okay ? you have to wake up ! I know you tired, tidur sebentar aja ya ? Jangan lama-lama ?"

Dessi mengambil kedua tangan Keana dan menaruhnya di pipi, "Bukannya Lo bilang, Lo gak mau buat gua nangis ? Tapi nyatanya Lo ingkar janji. Usap air mata gue !"

"Keana, bangun dan jawab ini cuman prank kan ?"

"Des, Keana udah gak ada !" Rifqi memegang pundak sepupunya berusaha untuk mendekapnya. Jelas Dessi menolak, dia menatap sinis Rifqi. "APA SIH ? KEANA LAGI TIDUR OON. LU GAK LIAT ? DIA LAGI MEREM ? DIA BELUM MATI."

"SADAR DES, KEANA UDAH GAK ADA ! Yang kehilangan disini bukan cuman Lo, tapi gue, Om Heri, Tante Starla, Dirga, dan masih banyak lagi. Ikhlasin Keana,"

Dessi menggelengkan kepalanya, dia sudah janji untuk menjaga Keana kepada kakeknya, namun nyatanya Dessi gak menepati janjinya. Ia mendongakkan kepalanya, pasti mereka berdua sedang bahagia di atas sana kan ?

[3] ALONE [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang