[3] Kesal

4.1K 94 65
                                    

Hello!

kalian baca part ini dimana?

Tekan bintang dulu yuks, kalau udah jangan lupa buat selipkan komentar kamu😙

Typo? Tandai ya!

Kuyy baca!!

Happy Reading All💙

▪ ▪ ▪

03. Kesal

Sisil berjalan di sepanjang koridor yang sepi, ia sengaja berangkat pagi untuk meletakan seragam Devan di meja pemiliknya.

Sisil hendak memasuki kelas XI-4, kelas Devan yang masih sepi. Hanya ada beberapa orang saja.

"Dika, mau tanya dong," ujar Sisil pada Dika teman kelas Devan yang tengah nge-game.

"Mejanya Devan mana ya?"

Dika menghentikan aktivitasnya lalu mendongak tersenyum ramah pada Sisil. "Itu pojok baris ketiga," tunjuk Dika pada meja Devan.

"Oh ya thanks," kata Sisil diangguki Dika.

Sisil meletakan seragam Devan tepat di atas meja yang dimaksud. Setelah melakukan tugasnya ia keluar kelas. Namun baru melangkah beberapa langkah ia telah lebih dulu dihentikan oleh ketiga gadis yang diketahui teman Devan.

"Lo habis ngapain?" Tanya Nila Putri Praja. Seorang gadis yang selalu mengejar-ngejar Devan, Nila ini termasuk satu-satunya cewek yang pantang menyerah sebelum mendapatkan cinta Devan, bahkan ia pernah menyatakan perasaannya di depan umum namun ditolak mentah-mentah oleh Devan, namun ia tidak pernah menyerah. Nila ini adalah ketua grup cheerledears.

"Ngasih seragam Devan," jawab Sisil lalu hendak melanjutkan langkahnya namun pundaknya ditahan oleh Nila membuat Sisil kembali berhenti.

"Apa?" Tanya Sisil setelah berbalik badan.

"Lo kenapa mau jadi babu Devan?" Tanya Nila datar.

"Kenapa lo gak tolak?" Tanya Biara Gisella Anastasia teman Nila yang juga termasuk anggota cheerledears.

"Iya, kenapa lo mau?" Tanya teman satunya lagi yang bernama Rika Rafika Candra yang juga anggota cheerledears.

"Kalau bisa nolak juga udah gue tolak, tapi ini? Gak bisa," jawab Sisil membuat Nila menatap tajam.

"Lo kan bisa ngotot ke Devan lo gamau? Oh atau lo emang mau, biar bisa deket-deket sama Devan kan?" Tuduh Nila membuat Sisil berdecih.

"Cih, siapa yang mau deket-deket sama Devan, gue malah mau jauh-jauh kali sama Devan."

"Dan kalo gue nggak nurutin kemauan Devan lo tau kan apa yang bakal Devan perbuat sama gue? Lo kayak gak tau aja gimana sifatnya Devan," jelas Sisil pergi dari tempat itu.

Namun baru beberapa langkah Sisil melangkah ia berhenti. "Oh iya kenapa gak lo aja yang jadi babunya Devan biar bisa deket-deket sama dia," ucap Sisil tanpa menolehkan kepalanya, setelah mengatakan itu Sisil melanjutkan langkahnya.

Setelah sampai di kelasnya XI-2. Sisil melihat sekitar kelasnya melihat ketiga temannya sudah berada di kelas.

Sisil meletakan tasnya di kursinya, menolehkan kepalanya saat seseorang mendekati nya.

DEVAN ALVIANO [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang