[20] Terlambat

1.4K 31 0
                                    

Holla!

Vomentnya ya!

Typo tandai!

Happy Reading All💙

▪️▪️▪️▪️▪️

20. Terlambat

Sisil melepaskan helm milik ojol yang ditumpanginya lalu menyerahkan pada supir ojol tersebut. Langkahnya berlari menuju gerbang sekolah yang sudah di tutup.

"Yah udah ditutup," resah Sisil sedikit menggoyangkan gerbang yang menjulang tinggi bercat hitam tersebut. Menatap ke arah pos satpam yang kosong, mungkin pak Ridho selaku satpam sekolah sedang mengisi perutnya di kantin.

Sungguh ini pertama kalinya Sisil terlambat sekolah. Dan tidak ada yang membangunkannya, karena papanya yang ada kerjaan di luar kota dan mamanya yang ikut menemani. Juga karna kesalahannya sebelum tidur lupa memasang alarm dan tidur larut malam karna drakor favoritnya.

"Gimana caranya gue masuk tanpa hukuman?" Tanya Sisil bermonolog menatap gedung tingkat tiga dengan cat merah putih.

"Gampang. Lo tinggal lewat dinding belakang sekolah," timpal seseorang dari belakang Sisil membuatnya berjingkrak kaget lantas menoleh menatap manusia di depannya.

"Lo kok..." Tunjuk Sisil pada pria di depannya dengan tatapan kagetnya.

Devan menurunkan telunjuk milik Sisil lalu menggenggamnya. "Udah biasa kali gue telat," ujarnya dengan tatapan santainya.

Sisil lantas melepaskan tangannya dari genggaman Devan, menatap Devan dengan pandangan yang sulit diartikan. Cowok itu terlihat sangat berantakan, dengan rambut acak-acakan, baju tidak di masukan, tidak mengenakan dasi dan beberapa lebam di wajahnya. Sudah dipastikan pasti lebam itu tercetak setelah bertengkar.

"Pasti habis berantem," tebak Sisil dengan tatapan malasnya.

Devan justru terkekeh kecil. "Tau aja nih."

"Lo gak khawatir apa?" Lanjut Devan bertanya membuat Sisil berdecih.

"Dih ngapain gue khawatir sama lo?"

Mendengar itu Devan merubah ekspresinya menjadi terlihat sedih seraya mencebikkan bibirnya. "Parah banget sih, masa pacarnya luka ga khawatir?"

Sisil gemas sendiri dengan ekspresi yang ditampilkan Devan, mengalihkan pandangannya agar juga mengulum senyumnya.

"Suruh siapa berantem? Lagian apa coba untungnya? Bonyok iya," tanya Sisil setelah menetralkan ekspresinya.

"Namanya juga lakik."

"Ini gue gimana masuknya?" Tanya Sisil mengalihkan pembicaraan, menatap jam ditangannya yang berwana pink soft yang menunjukan angka 7 lewat 21 menit. Dirinya sudah benar-benar terlambat pasti guru sudah datang ke kelasnya.

"

Kan gue udah bilang, lewat dinding belakang sekolah," jawab Devan dengan tatapan santainya.

"Lo sinting? Emang ada pintu masuknya di dinding?" Maki Sisil membuat Devan menepuk jidatnya.

"Ya manjat lah sil. Ya kali lo mau nembus dindingnya," gemas Devan pada wanita dihadapannya.

DEVAN ALVIANO [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang