[18] Toko Buku

1.9K 51 0
                                    

Plis untuk tinggalkan jejak!

Typonya tandain!

Happy reading all💙

▪️▪️▪️▪️▪️

18. Toko Buku

Devan memberhentikan motornya tepat di depan toko buku karna Sisil ingin membeli buku novel yang baru saja terbit.

Sisil turun dari motornya melepas helm berwarna hijau mint yang melekat di kepalanya. "Lo tunggu sini aja Dev, gue cuma bentar doang," instruksi Sisil pada Devan yang juga ikut turun dari motornya.

Devan mengerutkan keningnya mencerna ucapan Sisil barusan. "kenapa gue ga boleh ikut?"

"Bukan gak boleh sih."

"Tapi?" Tanya Devan lagi.

"Lo tau kan ini toko buku?" Tanya Sisil seraya melirik bangunan berwarna jingga yang berdiri kokoh di depannya.

"Iya taulah. Emang siapa yang bilang ini toko bangunan?" Ucap Devan seraya berdecak. Masa iya dia tak tahu akan sudah jelas saja namanya 'mentari book store' lalu apakah ini terlihat seperti toko bangunan?

"Iya kan dalemnya isinya pasti buku semua." Ucap Sisil lagi lagi membuat Devan berdecak pelan.

"Iya yang bilang dalemnya isi bola basket siapa Sisil?" Gemas Devan dengan wanita di hadapannya itu.

"Ya bukan gitu juga--"

"Udah ayo kelamaan disini ntar kering gue," ajak Devan seraya menarik pergelangan tangan milik Sisil.

Atensi pengunjung lantas menoleh ke arah mereka yang baru saja masuk ke dalam toko itu, sedangkan Sisil hanya mengikuti langkah Devan yang menarik tangannya. Percayalah jika dilihat-lihat seperti anak yang mengikuti langkah ayahnya.

Devan memberhentikan langkahnya tepat di depan beberapa rak. Rasanya pusing Devan jika melihat buku apalagi sebanyak ini. Ia heran apakah Sisil tidak merasakan pusing? Jutru ia malah menyukai buku, bagaimana caranya?

Sisil terkekeh geli melihat Devan yang kini menampilkan wajah malasnya melihat tumpukan buku yang bisa dibilang tidak sedikit.

"Kenapa lo?" Tanyanya dengan nada terkekeh.

"Lo gak pusing apa ngeliat semua buku yang disini?" Tanyanya menatap wajah pacarnya itu.

Lagi-lagi Sisil terkekeh geli. "Lo baru liat buku aja pusing, ini baru sampulnya doang juga baru novel. Gimana kalo buku isinya pelajaran?" Ucapnya seraya menggelengkan kepalanya diiringi tawa memperlihatkan gigi kelinci putih miliknya.

Devan tersenyum tipis melihat senyuman itu. Senyuman yang membuatnya candu. "Asal sama lo gue sih gapapa, mau seharian di toko buku ya ayo-ayo aja. Gaskeunlah."

Sisil menggeleng pelan lalu kembali berjalan menuju rak buku yang masih panas. Ia mencari novel yang baru saja terbit 2 hari yang lalu, diikuti Devan dibelakangnya.

"Cantik," gumam Devan pelan pada Sisil yang tengah melihat-lihat buku. Walau pelan namun Sisil dapat mendengarnya, sengaja Sisil mengurai rambutnya bagian samping untuk menutupi wajahnya yang memerah.

DEVAN ALVIANO [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang