Bentar lagi end huhu
Happy reading all💙
▪▪▪▪▪
58. Menyesal
Sisil mengerjapkan matanya berusaha menetralkan cahaya yang masuk ke dalam indra penglihatannya.
"Aws..." ringis Sisil saat merasakan tubuhnya yang seolah remuk, hanya untuk bergerak sedikit saja rasanya sakit.
Dila yang duduk di sofa, melihat itu pun buru-buru menghampiri Sisil. Setelah dari UGD Sisil pun dipindah ke ruang rawat inap.
"Sisil sayang, are you okay?" Tanya Dila dengan raut kekhawatirannya.
Sisil tersenyum kecil. "I'm okay ma."
"Mau minum?" Tawar Dila yang kemudian diangguki Sisil.
Dila pun membantu Sisil untuk minum. Setelahnya ia pun membantu untuk kembali berbaring.
"Jangan banyak gerak dulu ya," peringat Dila.
"Ini gimana keadaannya?" Tanya Sisil seraya melihat tangannya yang yang diperban.
"Kata dokter, tulang bagian punggung sama tulang kaki kamu patah sedikit, terus kepala kamu untungnya cuma cidera sedikit jadi ga terlalu parah," jelas Dila yang kemudian diangguki Sisil.
"Kamu nih bikin Mama khawatir aja deh," risau Dila seraya mengelus rambut Sisil.
"Mama sendiri? Papa sama Devan mana?" Tanya Sisil yang melihat ruangan hanya mereka berdua.
Raut wajah Dila berubah menjadi datar kala mendengar nama Devan. "Papa kamu pulang ambil baju ganti, kalo Devan..."
"Mama udah usir dia," sambung Dila membuat Sisil terkejut.
"Ha? Mama usir? Kenapa? Kan Devan yang udah bantuin Sisil," tanya Sisil beruntun.
"Cukup sebatas bantuin kamu aja, selebihnya udah gak boleh," larang Dila.
"Kok gitu? Katanya Mama mau ketemu sama Devan, kenapa sekarang malah diusir?"
"Udah nggak lagi, kamu deket-deket sama Devan bisa celaka, ini aja kamu celaka karna tunangan dia kan?--"
"Tunangan? Maksudnya?" Potong Sisil cepat.
Dila mengangguk membenarkan. "Iya yang lakuin ini tunangannya Devan."
"Amanda? Mama tau darimana?"
"Arka yang ngasih tau, untung masih selamat kalo besok-besok dia lakuin ke kamu lebih parah dari ini gimana?"
"Tapi Ma--"
"Gak ada tapi-tapian, pokoknya kamu gak boleh deket-deket sama Devan lagi titik."
Ceklek
Pintu terbuka membuat keduanya langsung menoleh menatap gerombolan rusuh yang memasuki kamar rumah sakit yang Sisil tempati.
"SISIL!" Teriak Sella, Mita dan Rara yang langsung berlari ke arahnya menampilkan raut khawatir mereka dengan Adela dan Chika dibelakang mereka yang tak kalah khawatir, bersama dengan anggota inti Deflix tanpa ketua.
"Ya ampun kok lo bisa begini sih?" Tanya Sella menatap tubuh Sisil yang dipenuhi perban.
"Hallo Tante, Tante udah makan belum? Pasti belum kan? Karna Reno peduli sama Tante makanya Reno bawain makanan nih," sapa Reno dengan nada sok akrab nya seraya meletakan beberapa bungkus nasi di meja. "Peduli banget kan Reno, gak kayak yang lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVAN ALVIANO [SELESAI✔]
Teen FictionAwalnya bersama mu adalah hal yang tak pernah mau kujalani, namun seiring dengan waktu akan sisi lain dirimu, hal itu menjadi sebuah cerita yang tak ingin ku akhiri. Tak pernah terpikirkan dibenak Sisil akan menjadi babu seorang Devan, cowo famous d...