[12] Paksaan Perasaan

2.8K 75 0
                                    

Bintangnya dikondisikan ya biar bisa bersinar terang🌟

Selipkan komentar kamu di setiap paragraf juga

Happy reading all💙

▪️▪️▪️▪️▪️

12. Paksaan Perasaan

"Gue bisa obatin sendiri kok," tolak Sisil saat Devan hendak membantu mengobati luka Sisil.

"Sini gue obatin, ini luka lo gegara gue. Biarin gue tanggung jawab," ujar Devan lalu mengambil kapas dan betadine.

"Aw..." Ringis Sisil saat kapas itu menempel pada kulitnya.

"Dikit lagi Sil tahan," dengan telaten Devan mengobati luka itu.

"Udah deh," pekik Devan saat sudah selesai mengobatinya.

"Makasih Dev," ujar Sisil diangguki Devan.

"Sini gue obatin balik," ucap Sisil membuat Devan langsung menghadap Sisil. Langsung mapan ye ges.

"Awss," ringis Devan saat Sisil menempelkan kapas yang diberi betadine pada ujung bibirnya.

"Udah Sil. Sakit," rengek Devan merasakan cenat cenut area badannya yang babak belur.

"Ini belum gue obatin semua, tangan lo aja belum."

"Sakit Sil."

"Iya-iya gue lebih pelan-pelan lagi."

Kini Sisil beralih pada luka yang lumayan parah di telapak tangan Devan. Kini keduanya tengah berada di roftoop rumah Sisil.

"Ini gak mau dicek lebih detail ke RS?" Tanya Sisil masih fokus pada luka di tangan Devan.

Devan menggelengkan kepalanya, "ngga justru gue lebih cepet sembuh diobatin sama lo."

Sisil mendongak menatap Devan lalu terkekeh geli, "bisa modus juga lo, diajarin siapa? Reno ya?"

"Makasih ya Sil," ujar Devan masih memperhatikan gadis di depannya yang dengan telaten mengobati lukanya.

Sisil mendongak mengerutkan keningnya, "buat?"

"Makasih karna lo udah mau obatin gue, jadinya gue ngerepotin lo deh."

Sisil tertawa kecil, "lo emang ngerepotin, but lo kan majikan gue jadi ya--yaudah lah itu kan tugas gue juga."

"Maaf ya, gara-gara gue lo jadi ikut luka," ujar Devan melihat lutut Sisil yang berbalut plaster.

"It's oke ini gapapa kok."

"Btw mereka siapa sih?" Tanya Sisil pada Devan yang menatap langit sore.

"Musuh bebuyutan."

"Kok kalian bisa musuhan gitu kenapa?"

"Biasalah antar geng."

"Masalah utamanya apa sampe kalian ribut gitu?"

Devan berdecak malas, "harus banget ya gue jawab?"

"Eh, ya ngga juga lah hehe," cengir Sisil menunjukkan gigi kelinci putihnya.

"Tapi kalian emang kalian harus ya nyelesainnya berantem? Gak ada cara lain apa? Emang gak sakit saling melukai?" Tanya Sisil beruntun. Heran dengan gadis di depannya ini makan apa sih? Gas elpiji kah?

"Udah biasa kali Sil, kita main sesuai sikon musuh, kalo mereka main emosi kita juga gitu, kalo mereka kekerasan kita pun gitu. Semuanya tergantung sama lawan kita."

DEVAN ALVIANO [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang